Friday, December 17, 2004

Dimanapun, Da'wah-lah Kewajiban Kita

Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar!!!

Rasanya tidak pernah akan habis nikmat yang harus aku syukuri. Hari ini (lagi-lagi) aku bersyukur karena diberi saudara yang benar2 peduli. Ketika aku meminta tausiyah, subhanallah... tanpa banyak bertanya mereka memberikannya.
Aku hanya sedang ingin menenangkan hati ini. Hati yang terkadang terbolak-balik antara perasaan yakin dan ragu, perasaan ingin dan tidak, perasaan bingung, bimbang, dst..

"Alaa bidzikrillaahi tathmainnul quluub... " (QS. 13:28)
Hanya dengan mengingat Allah-lah, hati menjadi tenteram.

Tausiyah 1:
+ tentang ini aja ya, kewajiban da'wah ilahiah dimanapun kita berada
+ seorang perempuan yang yah.. mungkin berada dalam lingkungan eksternal rumahnya sangat rentan banget dengan fitnah
+ itu mungkin yang membuat beberapa orang (dalam jamaah tertentu) tidak memperbolehkannya keluar dari rumah
+ .... subhanallah, Islam terlalu suci untuk hal2 pembelengguan seperti itu
+ dalam jamaah kitapun tidak ada larangan yang (saklek/maksa) bahwa kita harus terbelenggu seperti itu
+ ditengah kebimbangan kita untuk pergi keluar rumah (berkarir) ternyata ada sebuah solusi untuk kita
+ simpel memang : profesi kita harus sesuai dengan syariat. itu aja. dan dimanapun kita berada da'wah ilallah harus tetap kita kumandangkan...
+ ketika mempunyai suami maka itu cukup disyuro'kan, dengan ijinnya juga
+ yang kemudian diuji adalah siapkah kita dengan berbagai macam pilihan seperti itu, ketika memang urusan domestik harus kita pentingkan daripada urusan/da'wah sosial? pernahkan kita berfikir untuk mengikhlaskan diri kita pada berbagai macam keputusan yang mau tidak mau harus kita ambil?
- gimana caranya mengikhlaskan diri pada keputusan yang kita ambil?
+ banyak pengorbanan insya Allah, itu yang menjadikan seorang wanita memiliki lahan jihad yang cukup banyak dak bermacam2, Allah Maha Adil.. pilihan menjadi istri sholihah dan menjaga rumah suami dan mendidik anak2 adalah tugas yang sangat mulia... dan tentu saja mendapat balasan yang mulia
- wah... jadi pingin nikah ^_^
- subhanallah
- jazakillah khair ya, ukhti...
- memang jihad seorang muslimah yang sesungguhnya adalah saat dia sudah menikah
- dimana di harus membagi dirinya untuk suami, anak-anak, keluarga besar, masyarakat, dakwah
- tanpa melupakan kodratnya sebagai seorang hamba
- dan seorang muslimah
- bila saatnya tiba, sanggupkah kita menjalankannya...?
+ eh ini ada perkataan Abdullah bin Mas'ud (dari tarbawi)
+ Jalan keluar dan pertolongan berasal dari keimanan dan kerelaan hati. Kecemasan dan keluh kesah berasal dari keraguan dan amarah
+ Berhusnudzonlah pada Allah, karna ternyata keikhlasan berkontribusi pada pemecahan masalah yang kita hadapi...
+ eh ini spesial buatku juga.. skr lagi masa mengambang.. semoga Allah memberi kita yang terbaik.. dan mentarbiyah kita dengan kondisi2 yang kita alami
- amin
- aku suka banget ama kalimat yang terakhir... semoga Allah mentarbiyah kita dengan apapun yang kita alami...
- hua... ukhti,, luv u a lot

Tausiyah 2:
+ faidza azzamta fa tawakal 'alallah
+ azzamkan dan pilih lah
+ kemudian bertawakal kpd Allah
+ ngga semudah itu bukan ??
+ mudah..kalo kita mau berusaha dan kalo Allah mau memudahkannya utk kita

Tausiyah 3:
Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu. (Al-Baqarah: 45)
Sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lain. (Hadist)
-----

Wah, wah.. kok jadi nuansa menikah gini yak? Hmm, mungkin karena sedang musimnya saudara kami banyak yang menggenapkan setengah agama-nya. Jadi aja pada sedikit 'panas'...

Anyway, jazakumullahu khairan katsira...
It really does help me finding out the right path.

1 comment:

Anonymous said...

subhanallah, semoga tetap istiqomah ya ukhti,
bergetar hati ana dalam beberapa kata dipostingan ukhti. tetap menulis ya...
*http://aisaputri.tk