Tuesday, December 14, 2004

Cinta yang Jatuh Tidak Pada Tempatnya

Jatuh Cinta?!
Hmm.. Been there for several times... Rasa deg-deg-an ketika bertemu atau mendengar hal-hal yang berhubungan dengan sang pujaan hati. Bahkan melihat namanya di phonebook HP saja, bisa membuat jantung berdetak lebih kencang. Kata orang sih, berjutaaaaa rasanya (rasa apa aja ya? Manis, asin, pahit, asem... emang nyampe sejuta ya???)

CINTA? Apa sih sebenernya cinta itu? Hmm, mungkin jika harus dideskripsikan dalam satu kalimat aku akan menjawabnya seperti ini: 'melakukan semua hal yang dia ingin agar kita melakukannya dan menjauhi semua hal yang dia ingin agar kita menjauhinya...' (Atau kalian punya definisi yang lebih baik?)

Dulu waktu sekolah, aku begitu menikmati perasaan ini. Begitu ingin ketemu, tinggal mampir di depan kelas. Ingin ngobrol banyak, tinggal pencet-pencet nomor di telepon (walau terkadang tidak punya keberanian untuk menekan nomor terakhir...) Ya, hal-hal biasa - maupun luar biasa - yang dilakukan untuk berusaha senantiasa dekat dengan seseorang yang dicintai. [Astaghfirullah... Allah, ampuni aku untuk semua kesia-siaan yang pernah kuperbuat].

Tapi itu dulu..
Sejak diriku tersentuh dengan nilai-nilai islam, paradigmaku tentang cinta-mencinta ini mulai berubah. Lebih jauh lagi, ketika warna-warni Islam mulai memenuhi relung jiwaku, aku mempunyai sebuah paradigma baru. Bahwa CINTA hanya layak kita persembahkan seutuhnya untuk Sang Pemilik alam semesta.. Sedangkan cinta kepada makhluk-Nya, haruslah didasari oleh kecintaan kepada-Nya dan ditujukan untuk meraih kecintaan-Nya...

Lalu, jika kini - atau nanti - rasa itu hadir lagi, apa yang harus kita lakukan? Dengan keadaan yang berbeda, karena sebab yang berbeda, untuk tujuan yang juga tidak sama dengan apa yang pernah kita alami pada masa-masa 'remaja' itu. (Astaghfirullah, ga sadar umur ya???)
Well, seharusnya kita bisa menyikapinya dengan hal yang berbeda juga, khan?! Mungkin kita bisa melakukan pembenaran. [Toh, aku ga melakukan hal-hal yang konyol dan menggelikan itu lagi.. Aku hanya bisa memandangnya tanpa satu patah kata pun meluncur keluar dari bibirku. Aku hanya bisa bersembunyi di balik topeng untuk suatu perhatian yang aku berikan untuknya. Atau hanya bisa menahan nafas setiap kali namanya disebut...]

Tapi ternyata persoalannya tidak sesimpel itu. Masalah wajah yang selalu terbayang-bayang, nama yang selalu dieja di dalam hati.. Bukankah berarti kita telah menduakan-Nya? Allah sangat pencemburu akhi, ukhti...
Ketika sahabat Sa'ad bin Ubadah menggambarkan, jika ia menemukan istrinya bersama laki-laki lain, ia akan marah dan membunuhnya lantaran rasa cemburu; Rasulullah SAW bersabda: 'Apakah kalian heran terhadap kecemburuan Sa'ad? Sungguh aku lebih pencemburu daripada Sa'ad. Allah lebih pencemburu daripada aku.' (HR. Muslim)
Ada jenak dimana syetan menguasai hati dan fikiran kita. Mengajaknya berlayar menuju angan berkepanjangan, membungkusnya dengan hal-hal yang indah, padahal busuk di dalamnya!!!

Mencintai dan dicintai adalah fitrah kita sebagai manusia. Kita terlahir ke dunia ini adalah karena hadirnya cinta di antara kedua orang tua kita. Cinta sudah menyelimuti kita sejak masih dalam kandungan Bunda. Cinta hadir bukan untuk dilarang, bukan untuk dihalangi dan bukan pula untuk dinafikkan. Cinta datang adalah untuk di-manage dan disalurkan pada tempat yang tepat dan orang yang sesuai. wallahua'alam..

Allahumma inni as'aluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka wal 'amalalladzii yuballighunii ila hubbika. Allahummaj'al habbaka ahabbu ilayya min nafsii wahlilii wa minal maa'il baarid..
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kecintaan-Mu, kecintaan orang-orang yang mencintai-Mu dan amal yang menyampaikanku pada cinta-Mu. Ya Allah, jadikanlah kecintaanku kepada-Mu lebih aku cintai daripada diriku, keluargaku dan air yang sejuk (harta). "

- sebuah tausiyah untuk diri sendiri -

[untuk saudara/saudariku yang sedang diuji dengan perasaan istimewa itu, keep istiqomah!! Semoga bisa mengembalikan rasa cinta seutuhnya untuk Dia sang pemilik segala cinta...]

3 comments:

me said...

sesungguhnya cinta Allah adalah murni dan sejati, tidak dapat sebanding dengan cinta kita kepada makhlukNya

me said...

cinta Allah adalah cinta yg murni, tidak bisa sebanding dengan cinta kita kepada makhlukNya

Yentri Marchelino said...

makasih untuk merah senjakala. salam kenal!
jadi inget syair nasyid-nya Mupla:
Tak mampu ku memuji-Mu
setinggi keagungan-Mu
Tak kuasa ku meraih-Mu
tanpa pertolongan-Mu