Wednesday, August 30, 2006

My Children

Walau bukan rahimku yang melahirkannya, ikatan itu telah terpaut erat. Sulit memang, jika sudah cinta. Mereka tidak pernah meminta untuk dicintai, tapi ternyata Allah telah memberikan rasa itu tanpa diminta.

Pernah seorang guru berkata pada anak-anak kami. "Kalian berada di sekolah yang gurunya mencurahkan cinta 100% kepada kalian. Pikiran, harapan, keinginan.." Aku jadi berfikir, bisakah aku seperti itu?? 100% tentunya setelah meletakkan cinta pada Allah, Rasul, jihad, umat Islam, keluarga, pada tempatnya masing-masing.. Sulit juga, mengingat begitu banyak emosi dilibatkan dalam interaksi kami sehari-hari. Tidak mudah, apalagi saat menghitung masa yang harus dihabiskan untuk mengukir kesabaran dalam menghadapi tingkah polah mereka. Subhanallah... Jadi guru itu memang benar-benar Subhanallah..

Suamiku bahkan hampir setiap kali aku menampakkan wajah 'lelah', pasti langsung berkata.. "Lagi bete sama si A ya?" (menyebut salah seorang muridku yang paling sering bikin pusing.) atau "Bikin ulah apalagi dia?" Tapi ujung-ujungnya pasti suami tersayang kembali mengingatkan tentang jasa besar seorang guru dan pahala yang sedang ditabungnya, jika bisa menyajikan keikhlasan... Pyuuuh, masyaAllah...
Dalam hitungan minggu, mungkin Allah akan menambahkan satu amanah kepada kami. Kali ini, seorang jundi/yah yang insyaAllah lahir dari rahimku sendiri. Mungkin setelah itu, aku akan merasakan sendiri bedanya 'mendidik' anak sendiri dan anak orang lain... Adakah bedanya??



~ jawab apa ya, kalo ada murid yang nanya "Bu, ciuman itu boleh enggak sih???" ~ *geleng2 kepala sambil mengurut dada...*
»»  Baca Selanjutnya...