Tuesday, December 28, 2004

Aku dan Dua Ribu Empat

...Detik-detik menuju akhir tahun... mungkin memang salah satu momen yang tepat untuk ber-muhasabah. Mengharap tahun yang baru ini akan menjadi lebih baik dari hari kemarin, menjadikannya sebagai titik tolak menuju perbaikan diri yang lebih jauh...

Aku coba merunut perjalananku tahun ini. Mungkin sedikit lebih jauh, hari-hari setelah gelar 'sarjana' itu aku sandang...

18 Oktober 2003 - Hari bersejarah itu. Hari ketika ijazah itu secara resmi bisa menjadi milikku (walaupun baru aku terima utuh 2 bulan kemudian...). Berapa kalipun aku ucapkan puji syukur ke hadirat-Nya, tidak pernah cukup untuk mewakili apa yang sesungguhnya ada di dalam dada... Senang, gembira.. bisa memenuhi harapan orang tua. Melihat wajah ceria dan bangga mereka, muncul rasa bersalah karena sempat tidak serius mengerjakan Tugas Akhir. Mama, Papa, kelulusan ini untuk kalian...

Oktober - Desember 2003
Bingung... ingin segera kembali ke pangkuan orang tua. Menggantikan waktu kebersamaan yang telah hilang 4 tahun lebih. Berdakwah di keluarga... (Hff.. Allah, berat sekali beban ini jika Engkau tidak berkenan meringankannya..)
Berkali-kali perjalanan Jakarta-Bandung aku tempuh. Keletihan itu memang ada, fisik maupun batin, tapi apa daya.. beberapa amanah masih membutuhkan penyelesaian. Satu demi satu harus kulepaskan... Sedih rasanya, tapi aku tidak ingin terpaku. Sahabat-sahabat... maafkan aku!!

Jakarta, Medio Desember 2003
Tes pertama yang aku jalani sebagai seorang calon karyawati. Allah, aku yakin Engkau akan memberikan keputusan yang terbaik untukku. Allahu Ghaniy..

"Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya Rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya."
(QS. Ath-Thalaq, 65: 2-3)

Januari 2004
Kepindahan ini telah aku putuskan!! Alhamdulillah... memang tidak mudah. Pertanyaan-pertanyaan seperti "Emang mau ngapain di Jakarta?" atau "Udah dapet kerja?" dan sejenisnya terus menderaku. Aku hanya tersenyum simpul menanggapinya. Ya Aziis, tolong kuatkan aku untuk istiqomah menjalani apa yang sudah kuputuskan...

Januari - Maret 2004
Pengangguran!! Hei.. aku baru sadar kalau aku punya gelar baru ;p
Astaghfirullah.. ternyata benar ya, manusia itu cenderung menyia-nyiakan waktu luang dan sehatnya. Kerjaanku cuma jagain ponakan, jalan-jalan, melototin komputer dan tivi.. (tapi tentunya setelah kerjaan rumah beres. Hiks..) Astaghfirullah.. Iya sih, ada saat2 membaca buku, tilawah, menghafal.. tapi rasanya sangat sedikit. Hua...

Maret - April 2004
Sibuk... kampanye ^_^. Ternyata asyik juga loh, ikut meramaikan pentas politik kita. Capek sih, tapi kalau hal itu untuk sesuatu yang kita perjuangkan dan kita yakini kebenarannya.. Hmm.. rasa lelah itu langsung menguap hilang bersama teriakan takbir. Allahu Akbar!! Ya Allah, jangan Engkau jadikan kemenangan dakwah ini sebagai fitnah di kemudian hari. Astaghfirullah...

"Apabila telah datang Pertolongan Allah dan Kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk Agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhan-mu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima Tobat."
(QS. An-Nashr, 110 : 1-3)


Perjalanan panjang baru dimulai!! Perjalanan pembuktian janji-janji. Perjalanan menuju kebangkitan. Perjalanan menjadi soko guru peradaban dunia...

April - Mei 2004
Subhanallah... Ini teh, kampanye membawa berkah atau memang jawaban Allah atas semua doaku ya?? Proses penerimaanku menjadi sebuah karyawan di salah satu lembaga keuangan syari'ah berjalan mulus. Walaupun prosesnya agak lama dan bikin dag-dig-dug. Ternyata memang Allah telah mempersiapkan 'jalan' untukku..

Sajada wajhi lilladzi kholaqohu wa syaqqo sam’ahu wa bashorohu bi haulihi wa quwwatihi...
(do'a sujud syukur)

04 Mei 2004
Disinilah aku!! Menyandang status baru sebagai seorang karyawati... Am I supposed to be proud? Or should I be ashamed? Melayang ingatanku kepada salah satu spanduk yang dipasang saat aku baru menyandang gelar mahasiswa itu. Selamat datang putra-putri terbaik bangsa. Selamat datang para pengemis kerja terbaik bangsa...
Mungkin baru ini yang bisa aku lakukan.. Think big, start small. Kata Aa Gym, Mulai dari yang kecil, mulai dari diri kita sendiri, mulai dari sekarang!! Bismillah...

Mei - Oktober 2004
Bekerja ternyata memang melelahkan! Bukan, bukan karena intensitasnya yang banyak dan membutuhkan waktu yang juga tidak sedikit. Bukan, bukan pula karena fikiran dituntut untuk fokus all the time dan sedikit menyita waktu bersantai di akhir pekan. Aku anggap itu semua sebagai sesuatu yang wajar. Wajar kan? Ketika kita ingin mendapatkan sesuatu, maka kita harus berusaha?? Wajar kan? Jika kita ingin memberikan yang terbaik, maka keletihan itu tidak akan dirasakan? Aku fikir itu wajar...
Apa yang membuatku lelah sesungguhnya adalah sebuah keteraturan jadwal yang seakan memenjarakan. I can't hardly breath.. Sebuah rutinitas yang terus berulang. Aha, Bosan!! Itulah yang sungguh melingkupi perasaanku saat ini. Refreshing ah...

Awal November 2004
Ternyata Allah punya rencana lain. Surat pemindahan itu aku tandatangani tadi pagi. Sebenarnya aku bingung, kenapa harus aku? Berat sekali rasanya untuk meninggalkan teman-teman dan pekerjaan disini. Bolehkah aku menolak...? Tapi, keputusan telah dibuat. Biarlah.. aku coba menjalaninya dengan lapang dada.. Kalau memang manfaat itu bisa aku berikan, kenapa tidak? Hmm.. mungkin ini satu solusi atas kebosananku..

November - Desember 2004
Hei, ternyata perpindahan ini menyisakan banyak waktu untuk aku berfikir ulang. Berfikir tentang tujuan hidupku, berfikir tentang eksistensiku sebagai seorang manusia, tentang potensiku sebagai seorang muslimah, sebagai da'iyah... Membuka mataku akan apa yang sesungguhnya telah aku peroleh, tapi aku lepaskan. Yap, no time for regrets!! Sebelum tahun ini berakhir.. Allah, izinkan aku menetapkan hati, mengambil keputusan - yang menurutku besar - ini. Aku belum tahu bagaimana aku harus menjalaninya, tapi aku yakin Engkau bersamaku...

Fa idza 'azzamta, fatawakkal 'alallah..

[Terlalu banyak detik kehidupan yang tak tercatat, aku hanya ingin memilah hal yang terpenting di antara yang penting. Semoga bisa diambil hikmahnya..]

-----------------

Refleksi bulan terakhirku banyak dibantu oleh buku-buku berikut: (Ayo.. baca!!)
1. Rich Dad, Poor Dad
2. Quantum Writing
3. Mengikat Makna
4. Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian
»»  Baca Selanjutnya...

Monday, December 27, 2004

"Kapan Menikah?"

Jangan pernah tanyakan kepada mereka yang berada dalam masa penantian kalimat "Kapan Menikah?". Karena kita yang bertanya maupun mereka yang ditanya sama-sama tidak tahu jawabannya...
Bukankah usia, jodoh dan rezeki adalah rahasia Allah?? Manusia hanya bisa berusaha, dan berdo'a...

Jadi, jangan (lagi) pernah bertanya "Kapan Menikah?". Karena itu sama seperti kita bertanya "Kapan Meninggal?". Setuju???


- Tausiyah oleh-oleh dari Bandung... Nuhun pisan bwat Teh Upi!! Cukup membantu untuk membuat orang-orang berhenti bertanya ^_^ -
»»  Baca Selanjutnya...

Duka

Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan
Bersahabat dengan kita
Coba kita tanyakan pada rumput yang bergoyang


- Ebiet G. Ade -

Walaupun syair itu tidak sepenuhnya benar... [Bukankah Allah tidak akan bosan, hingga kita sendiri yang bosan? Bukankah dosa kita yang menggunung tinggi, masih terkalahkan oleh ampunan-Nya yang seluas langit dan bumi??]
Tapi, mungkin syair itulah salah satu yang bisa mewakilli perasaanku saat ini.
Gempa. Tsunami. Korban berjatuhan. Apa yang terjadi pada bumi tercinta ini?

Seperti mimpi.
Kemarin aku menghabiskan waktu di luar kota Jakarta. Seharian aku memfokuskan diri untuk membantu pelaksanaan walimatul 'ursy salah seorang sahabatku. Tiba kembali di Jakarta pukul 09.30 malam. Hari kemarin membuatku terputus sesaat koneksi dengan dunia informasi.
Masya Allah...
Ketika tadi pagi aku melihat berita di televisi, aku benar-benar tersentak!! Astaghfirullahal'adzim.. Lagi-lagi, gempa?! Tapi dasar manusia.. di atas penderitaan saudaranya, masih saja berfikir - Alhamdulillah bukan Jakarta.. -
Astaghfirullah...

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."
(QS. Al-A'raaf, 7:96)

Mungkinkah...?

»»  Baca Selanjutnya...

Friday, December 24, 2004

Aku (mencoba) Bermuhasabah

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr, 59: 18)

Inginnya sih merenung.. Tapi aku paling tidak bisa berdiam diri untuk waktu yang lama. (Gawat, gawat!! Bisa-bisa aku jadi melamunkan hal yang aneh-aneh..).

Gimana sih cara muhasabah yang baik? Aku pun tidak tahu pasti jawabannya. Mungkin setiap orang punya caranya masing-masing untuk menjawab pertanyaan ini...
Beberapa orang biasa membuat semacam tabel untuk muhasabah amalan mereka, baik yang harian, mingguan atau bulanan, dan menghitung2 apa yang telah dan tidak mereka lakukan. Hmm, mungkin untuk beberapa orang bisa berhasil, tapi tidak untukku!! Aku sering ingin mencobanya, tapi dari 31 hari yang ada dalam kotak-kotak itu, kadang hanya terisi 1 minggu penuh...
Setelah tabel-tabel itu terisi, lalu apa? Alhamdulillah kalau isian-isian itu membuat kita termotivasi untuk memperbaiki diri lebih dari hari kemarin. Kalau tidak??
Contohnya saja untuk beberapa kelompok pengajian yang aku tahu memantau terus amalan anggota-anggotanya. Tujuannya memang baik: fastabiqul khoirot... berlomba-lomba dalam kebaikan... Tapi aku yakin ada sebagian yang mencari pembenaran di balik berkurang-nya kuantitas amalan mereka, walaupun tidak semua seperti itu. Ketika ditanya, "Kenapa ngajinya cuma 3 juz, atau kenapa hafalan minggu ini ga nambah?" Terkadang ada yang beralasan kesibukan, atau keluarga, atau sedang futur, atau apapun.. Tapi ada juga yang dengan senyum malu-malu menjawab "Emang lagi malessss..." (Ups.. sounds familiar, siapa tuh???). Sehingga.. mengeluarkan sejumlah rupiah untuk melunasi iqob pun lebih mereka senangi daripada beriltizam untuk perbaikan diri. Astaghfirullah...

Beberapa orang yang lain bermuhasabah dengan sederetan pertanyaan panjang. Itu mereka lakukan setiap hari, kebanyakan di waktu menjelang tidur malam mereka. Mulai dari bangun tidur, tadi tahajjud ga? Subuh kesiangan ga? Pergi kerja tadi cium tangan ibu? .... sampai ke: Ngapain aja di kantor? Kenapa di angkot malah tidur? Dst... (Pertanyaannya aku karang sendiri, jadi... yentri bangeth gitu loh!)
Berhasil tidak? Aku pernah juga sih melakukan hal yang sama, It does work.. for some times. Selebihnya, rasa bosan yang hadir dan mata ini seakan lelah menatap daftar panjang itu.. Hff.. Astaghfirullah...

Trus gimana dong?
Hmm.. Aku bukan tipe orang yang dapat menjadwalkan semua pekerjaanku dengan baik. (Hei, berubah dong, ukhti..!!) Jadi, untuk hisab-menghisab ini... Aku lakukan setiap waktu aku sempat. Kadang muhasabah itu terjadi ketika aku membaca sebuah buku, atau mendengar suatu kabar, melihat sebuah berita, paling sering sih.. di perjalanan. Bagus atau tidak muhasabahku yang seperti itu, aku juga tidak tahu pasti. Tapi.. paling tidak, aku merasa nyaman dengannya..

[Tulisan ini mengawali muhasabahku menuju akhir tahun!]

- Mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan di hati pembaca sekalian. Tapi, kita beda... boleh khan ;p?? Ditunggu masukannya ya... -
»»  Baca Selanjutnya...

Wednesday, December 22, 2004

Bakti Untuk Mama

Dia wanita mulia...
Kemuliaannya telah menempatkan surga berada di bawah kakinya
Dia wanita perkasa...
Keperkasaannya telah meruntuhkan dinding kesombongan diri ini untuk sekedar merasa 'telah berbakti'
Dia wanita penuh cinta...
Cintanya telah merekatkan seorang laki-laki dan empat orang anaknya dalam satu tempat bernama keluarga
Dia wanita dengan sedikit tangis...
Tangis dan deritanya telah membuat hati ini tersayat dan meneteskan luka
Dia wanita dengan sedikit amarah..
Amarahnya telah membatasi diri ini dari berbuat terlalu

Ma,
Anakmu ini tahu bahwa engkau bukanlah seorang wanita yang sempurna.
Di tengah kemuliaanmu sebagai ibu, keperkasaanmu dalam menghadapi segala cobaan dunia, cinta kasihmu yang tak pernah padam, jerit tangis dan deritamu, amarah dan bentakan sayangmu...
Aku tahu, engkau hanyalah wanita biasa yang tak pernah luput dari khilaf dan dosa..

Ya Ghaffar, ampuni dosa beliau..
Aku yakin tidak akan pernah mampu membalas semua pengorbanannya
Aku yakin apapun yang aku lakukan, tidak akan pernah cukup untuk mengungkapkan rasa terima kasihku kepadanya
Maka biarlah aku membalas semua jasa beliau dengan do'a..

Rabb, ampunilah segala kekhilafannya
Tinggikanlah derajatnya di sisi-Mu
Beratkanlah timbangan Amalnya setiap kali Engkau berkenan dengan amalku
Tunjukkanlah dirinya kepada jalan cahaya-Mu
Sebutlah namanya dalam majelis orang-orang yang bertakwa...


Ma...
Kenapa lidahku sangat kelu untuk sekedar bilang "Aku sayang Mama"?


- Jakarta menjelang dini hari, di hari Ibu
»»  Baca Selanjutnya...

Buat Teteh...

Dalam kacamataku, beliau adalah orang yang sangat 'sempurna'. 'Sempurna' dari segi pemahaman dan pengamalannya, 'sempurna' dari segi kedewasaannya menghadapi adik-adiknya yang nakal ini, 'sempurna' dari segi selalu menjadi penyokong moral kami untuk terus berjuang, menjawab semua kegelisahan kami dengan keteduhan hati yang seluas samudera...
Hingga terkadang aku lupa. Allah menciptakan seorang manusia dengan berbagai kelemahan. Aku tau, beliau pun manusia biasa. Aku kaget sekali saat hari ini beliau mengirim pesan singkat di layar messenger-ku:

Setiap orang pasti pernah merasakan berada dalam jurang yang dalam. Yang semakin hari, dia semakin terpuruk ke dasarnya. Walaupun begitu, dia tetap berusaha merangkak keluar, sambil menggapai tangan - tangan yang terulur. Mohon do'a utk aku yang sedang berusaha merangkak keluar. Jazakillah.

Pesan itu membuatku tercenung. Lamaaaaa sekali. Aku bingung. Apa yang harus aku katakan? Layakkah diri ini menjadi solusi ketika masih banyak kenistaan yang menyelubungi? Tapi.. bukankah suatu kewajiban bagi kita untuk memberi nasihat kala saudaranya meminta? Akhirnya aku jawab:

Teh, aku sayang ma teteh... Bukankah teteh yang selalu bilang: Jagalah Allah di hati kita, niscaya Allah akan menjaga kita? Laa yukallifullaahu nafsan illa wus'aha. Teteh, sabar ya...

Teh, mungkin jarak ratusan kilometer memisahkan kita. Keterbatasan kita sebagai manusia yang telah membuat kita tidak bisa bersua setiap saat. Tapi perkenankanlah aku tetap menjadi saudara Teteh sampai kapanpun. Semoga Allah mengekalkan ikatan hati kita, memasukkan kita dalam golongan hamba-Nya yang saling mencintai karena-Nya, dan mengumpulkan kita kembali kelak di jannah-Nya. Amin.

Allah.. adiknya yang sering kali khilaf ini hanya ingin memohon kepada-Mu semoga Engkau memuliakan beliau atas apa yang telah beliau lakukan untuk aku, dan dakwah ini..
Rabb, hamba-Mu yang lemah ini meminta, jikalau beliau membutuhkan tangan untuk menarik kembali beliau keluar dari jurang keterpurukan itu, perkenankanlah hamba menjadi salah satunya. Walaupun hamba tau, bahwa mungkin hamba pun tak cukup kuat untuk itu..
Yaa Muqalibbal quluub.. Tetapkan hati beliau untuk bersabar menghadapi semua ujian-Mu. Amin.

Ah, indahnya ukhuwah...
»»  Baca Selanjutnya...

Hari Ibu...

Astaghfirullah.. aku bener-bener lupa! Hari ini kan hari Ibu. Aku bolak-balik nge-cek kalender dan tanggal yang ada di jam tanganku. Bener loh, tanggal 22 Desember... Astaghfirullah, kenapa aku bisa lupa ya???

Happy Mother's Day, Mom!!!
»»  Baca Selanjutnya...

Monday, December 20, 2004

[aku yang lain]

Terkadang aku ingin sekali bersembunyi di balik topeng.
Aku bisa membuat banyak sekali topeng.
Terkadang topeng yang indaaaaaaaah sekali, membuat semua orang terpukau dan mengeluarkan pujian setinggi langit.
Terkadang topeng yang sangat buruk sehingga tidak seorang pun yang mau menoleh kearahnya.
Topeng!! Sebuah topeng dimana aku tidak harus menjadi diriku, aku tidak harus mengerjakan apa-apa yang seharusnya aku kerjakan, aku tidak harus berada di tempat dan waktu yang seharusnya aku hadir... Topeng yang membuat aku tidak harus menghadapi dunia sebagai 'aku'. Berlarikah aku??

Padahal topeng baja-pun tidak bisa melepaskan kita dari kewajiban untuk mempertanggungjawabkan setiap detik yang kita lalui di hadapan-Nya!!!

Well, tidak semua orang bisa melihat diri mereka yang sebenarnya.
Kita tidak pernah tau, apakah kita yang sekarang adalah kita yang sebenarnya
Ataukah kita yang sedang mengenakan topeng???
Lalu... dimanakah 'diri' kita?
Tersembunyikah ia dibalik semua kata yang diucapkan?
Dibalik semua senyum, atau tangis yang diperlihatkan?
Dibalik semua sikap yang dilakukan atau tidak dilakukan?
Kenapa nyaman berada di balik Topeng?
Atau mungkin tidak punya cukup keberanian untuk melihat diri yang sebenarnya?
Entahlah....

- untuk seorang sahabat baru...
Kapanpun engkau siap untuk membuka topeng itu, I'll be right here waiting...
»»  Baca Selanjutnya...

Sahabat Lama

11 tahun tak jumpa, apa kabarmu sahabat?
Hmm..
Kucoba menggali serpihan memori yang mungkin masih ada di salah satu jaringan abu-abu di kepalaku. Dan benar saja, memori itu hanya berupa potongan-potongan puzzle tak berbentuk. Wajah sekumpulan bocah yang tak lagi kuingat nama-nama mereka. Ah, aku rindu mereka...
Obrolan panjang kami di telepon membuatku semakin merindukan masa kanak-kanak itu. Everything's changed!! Pastinya.. tapi, aku sangat ingin bertemu dengan kalian, sahabat. Kangennnnn...

[Rabb, semoga Engkau memperkenankan pertemuan kami. Bukankah Engkau pula yang telah melarang untuk memutuskan tali silaturahim?]
»»  Baca Selanjutnya...

Saturday, December 18, 2004

Researcher ?!

Alhamdulillah, salah seorang temenku menjadi pemenang di lomba peneliti remaja yang digelar LIPI baru-baru ini. Walaupun agak 'salah' jurusan, gapapalah... Beliau sedang menjalani apa yang diyakininya benar.

Ada sesuatu yang menggugahku untuk berfikir dalam obrolan singkat kami lewat dunia maya kemarin. Pertanyaan Beliau yang berbunyi: "Yentri ikut aja lomba yang taun depan, kan bisa ikut yang IPA. Lumayan tuh hadiahnya", dst...
Waduh, jadi ga enak ati. Yentri gitu loh, disuruh ikut begituan??? Pingin sih, tapi...
Hmm, inilah salah satu sebab orang Indonesia ga bisa maju. Lebih jauh lagi mungkin, ummat Islam. Ayo dong Yen, bukannya misi kita adalah menjadi uztadziatul 'alam? Jangan terlalu banyak 'tapi'!!! Ya, mohon doanya saja dari semua saudara/saudariku, semoga aku bisa menemukan cara untuk mempersembahkan apa yang aku bisa untuk kebangkitan ummat ini..

Tapi mau ga mau pertanyaan beliau bikin aku berkaca diri. Gelar 'sarjana' yang aku sandang sekarang ini, apalagi dari lulusan univ terkenal, apakah hanya akan sekedar aku banggakan dengan status 'sudah bekerja'? Bukankah sangat banyak yang bisa aku lakukan menggunakannya, sarana yang sangat baik untuk berdakwah, bukan? Ketika tingkat akhir aku kuliah, sudah banyak taujih yang diberikan oleh kakak-kakak kelasku terkait dengan 'kekejaman' dunia luar. Ya.. dunia itu memang 'kejam'. Karena ia bisa mematikan potensi kita sebagai seorang muslim/ah, ia bisa memundurkan langkah kita dari jalan yang lurus dan membelokkannya menuju jurang tak berdasar, ia juga bisa mem-pensiun-kan kita dari status kita sebagai seorang agen hidayah. Kejam memang, karena itulah dibutuhkan kesiapan mental spiritual yang lebih untuk terjun dan ikut berputar di dalamnya...


- hehe, buat Adi... selamat ya!! Moga cita-cita antum untuk menggebrak dunia sudah selangkah lebih maju. Keep on your good work, akhi...
[banyak titipan pesen dari temen2 tuh... as usually: Kapan Lulus???]
»»  Baca Selanjutnya...

Friday, December 17, 2004

Dimanapun, Da'wah-lah Kewajiban Kita

Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar!!!

Rasanya tidak pernah akan habis nikmat yang harus aku syukuri. Hari ini (lagi-lagi) aku bersyukur karena diberi saudara yang benar2 peduli. Ketika aku meminta tausiyah, subhanallah... tanpa banyak bertanya mereka memberikannya.
Aku hanya sedang ingin menenangkan hati ini. Hati yang terkadang terbolak-balik antara perasaan yakin dan ragu, perasaan ingin dan tidak, perasaan bingung, bimbang, dst..

"Alaa bidzikrillaahi tathmainnul quluub... " (QS. 13:28)
Hanya dengan mengingat Allah-lah, hati menjadi tenteram.

Tausiyah 1:
+ tentang ini aja ya, kewajiban da'wah ilahiah dimanapun kita berada
+ seorang perempuan yang yah.. mungkin berada dalam lingkungan eksternal rumahnya sangat rentan banget dengan fitnah
+ itu mungkin yang membuat beberapa orang (dalam jamaah tertentu) tidak memperbolehkannya keluar dari rumah
+ .... subhanallah, Islam terlalu suci untuk hal2 pembelengguan seperti itu
+ dalam jamaah kitapun tidak ada larangan yang (saklek/maksa) bahwa kita harus terbelenggu seperti itu
+ ditengah kebimbangan kita untuk pergi keluar rumah (berkarir) ternyata ada sebuah solusi untuk kita
+ simpel memang : profesi kita harus sesuai dengan syariat. itu aja. dan dimanapun kita berada da'wah ilallah harus tetap kita kumandangkan...
+ ketika mempunyai suami maka itu cukup disyuro'kan, dengan ijinnya juga
+ yang kemudian diuji adalah siapkah kita dengan berbagai macam pilihan seperti itu, ketika memang urusan domestik harus kita pentingkan daripada urusan/da'wah sosial? pernahkan kita berfikir untuk mengikhlaskan diri kita pada berbagai macam keputusan yang mau tidak mau harus kita ambil?
- gimana caranya mengikhlaskan diri pada keputusan yang kita ambil?
+ banyak pengorbanan insya Allah, itu yang menjadikan seorang wanita memiliki lahan jihad yang cukup banyak dak bermacam2, Allah Maha Adil.. pilihan menjadi istri sholihah dan menjaga rumah suami dan mendidik anak2 adalah tugas yang sangat mulia... dan tentu saja mendapat balasan yang mulia
- wah... jadi pingin nikah ^_^
- subhanallah
- jazakillah khair ya, ukhti...
- memang jihad seorang muslimah yang sesungguhnya adalah saat dia sudah menikah
- dimana di harus membagi dirinya untuk suami, anak-anak, keluarga besar, masyarakat, dakwah
- tanpa melupakan kodratnya sebagai seorang hamba
- dan seorang muslimah
- bila saatnya tiba, sanggupkah kita menjalankannya...?
+ eh ini ada perkataan Abdullah bin Mas'ud (dari tarbawi)
+ Jalan keluar dan pertolongan berasal dari keimanan dan kerelaan hati. Kecemasan dan keluh kesah berasal dari keraguan dan amarah
+ Berhusnudzonlah pada Allah, karna ternyata keikhlasan berkontribusi pada pemecahan masalah yang kita hadapi...
+ eh ini spesial buatku juga.. skr lagi masa mengambang.. semoga Allah memberi kita yang terbaik.. dan mentarbiyah kita dengan kondisi2 yang kita alami
- amin
- aku suka banget ama kalimat yang terakhir... semoga Allah mentarbiyah kita dengan apapun yang kita alami...
- hua... ukhti,, luv u a lot

Tausiyah 2:
+ faidza azzamta fa tawakal 'alallah
+ azzamkan dan pilih lah
+ kemudian bertawakal kpd Allah
+ ngga semudah itu bukan ??
+ mudah..kalo kita mau berusaha dan kalo Allah mau memudahkannya utk kita

Tausiyah 3:
Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu. (Al-Baqarah: 45)
Sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lain. (Hadist)
-----

Wah, wah.. kok jadi nuansa menikah gini yak? Hmm, mungkin karena sedang musimnya saudara kami banyak yang menggenapkan setengah agama-nya. Jadi aja pada sedikit 'panas'...

Anyway, jazakumullahu khairan katsira...
It really does help me finding out the right path.
»»  Baca Selanjutnya...

Thursday, December 16, 2004

PROBLEMS means:

Purposeful
Roadblocks
Offering
Beneficial
Lessons
(to) Enhance
Mental
Strength

- taken from Milis MA'99

»»  Baca Selanjutnya...

Wednesday, December 15, 2004

Stand Up for What We Believe

Cobaan itu memang akan selalu ada kapan dan dimanapun kita berada. Terkadang ia hadir karena ketidakberdayaan kita untuk menolak pengaruh dari pihak luar. Karena posisi kita yang cenderung lebih 'lemah', maka bisa jadi kita akan dihadapkan pada satu kondisi dimana kita tidak dapat memilih.

Sungguh, jika saja kami tidak punya keyakinan akan adanya kekuasaan Allah di balik semua ini, rasanya lebih baik untuk menyerah pada keadaan...

Mungkin kami hanya 'anak kecil' bagi kalian. Mungkin kalian menganggap tingkatan ilmu dan pengalaman kami belum cukup untuk berargumen dengan kalian. Tapi kami yakin bahwa kami, dan kalian, punya kewajiban yang sama untuk nantinya mempertanggungjawabkan apapun yang kita lakukan di hadapan-Nya. Lalu, ketika jalan tengah itu telah diputuskan, bisakan kalian menghormati keputusan kami? Keputusan untuk bertahan... Keputusan untuk 'menyerah', walaupun kami yakin kami tidak kalah!!

Tulisan ini tidak dibuat untuk menghakimi siapapun. Saudara-saudariku yang kucintai karena Allah, ataupun pihak2 yang bertanggung jawab sebagai pengambil kebijakan itu. Kita masing-masing memang harus punya sikap tegas terhadap apapun, tapi bukankah sesuatu yang berlebihan itu tidak baik?
Tulisan ini aku buat hanya untuk mempertanyakan, terutama kepada diriku sendiri, tentang komitmen kita terhadap apa yang telah kita sama-sama percayai sebagai koridor syari'ah. Sejauh mana kita bisa bersikap untuk tetap berada di dalam koridor tersebut. Sekuat apa kita bisa bertahan untuk melaksanakan apa-apa yang kita yakini benar adanya. Whatever it takes.


- untuk ukhti Marlia dan Rezkianti.
De, yakinlah Allah akan menentukan yang terbaik bagi kalian..
»»  Baca Selanjutnya...

Tuesday, December 14, 2004

Cinta yang Jatuh Tidak Pada Tempatnya

Jatuh Cinta?!
Hmm.. Been there for several times... Rasa deg-deg-an ketika bertemu atau mendengar hal-hal yang berhubungan dengan sang pujaan hati. Bahkan melihat namanya di phonebook HP saja, bisa membuat jantung berdetak lebih kencang. Kata orang sih, berjutaaaaa rasanya (rasa apa aja ya? Manis, asin, pahit, asem... emang nyampe sejuta ya???)

CINTA? Apa sih sebenernya cinta itu? Hmm, mungkin jika harus dideskripsikan dalam satu kalimat aku akan menjawabnya seperti ini: 'melakukan semua hal yang dia ingin agar kita melakukannya dan menjauhi semua hal yang dia ingin agar kita menjauhinya...' (Atau kalian punya definisi yang lebih baik?)

Dulu waktu sekolah, aku begitu menikmati perasaan ini. Begitu ingin ketemu, tinggal mampir di depan kelas. Ingin ngobrol banyak, tinggal pencet-pencet nomor di telepon (walau terkadang tidak punya keberanian untuk menekan nomor terakhir...) Ya, hal-hal biasa - maupun luar biasa - yang dilakukan untuk berusaha senantiasa dekat dengan seseorang yang dicintai. [Astaghfirullah... Allah, ampuni aku untuk semua kesia-siaan yang pernah kuperbuat].

Tapi itu dulu..
Sejak diriku tersentuh dengan nilai-nilai islam, paradigmaku tentang cinta-mencinta ini mulai berubah. Lebih jauh lagi, ketika warna-warni Islam mulai memenuhi relung jiwaku, aku mempunyai sebuah paradigma baru. Bahwa CINTA hanya layak kita persembahkan seutuhnya untuk Sang Pemilik alam semesta.. Sedangkan cinta kepada makhluk-Nya, haruslah didasari oleh kecintaan kepada-Nya dan ditujukan untuk meraih kecintaan-Nya...

Lalu, jika kini - atau nanti - rasa itu hadir lagi, apa yang harus kita lakukan? Dengan keadaan yang berbeda, karena sebab yang berbeda, untuk tujuan yang juga tidak sama dengan apa yang pernah kita alami pada masa-masa 'remaja' itu. (Astaghfirullah, ga sadar umur ya???)
Well, seharusnya kita bisa menyikapinya dengan hal yang berbeda juga, khan?! Mungkin kita bisa melakukan pembenaran. [Toh, aku ga melakukan hal-hal yang konyol dan menggelikan itu lagi.. Aku hanya bisa memandangnya tanpa satu patah kata pun meluncur keluar dari bibirku. Aku hanya bisa bersembunyi di balik topeng untuk suatu perhatian yang aku berikan untuknya. Atau hanya bisa menahan nafas setiap kali namanya disebut...]

Tapi ternyata persoalannya tidak sesimpel itu. Masalah wajah yang selalu terbayang-bayang, nama yang selalu dieja di dalam hati.. Bukankah berarti kita telah menduakan-Nya? Allah sangat pencemburu akhi, ukhti...
Ketika sahabat Sa'ad bin Ubadah menggambarkan, jika ia menemukan istrinya bersama laki-laki lain, ia akan marah dan membunuhnya lantaran rasa cemburu; Rasulullah SAW bersabda: 'Apakah kalian heran terhadap kecemburuan Sa'ad? Sungguh aku lebih pencemburu daripada Sa'ad. Allah lebih pencemburu daripada aku.' (HR. Muslim)
Ada jenak dimana syetan menguasai hati dan fikiran kita. Mengajaknya berlayar menuju angan berkepanjangan, membungkusnya dengan hal-hal yang indah, padahal busuk di dalamnya!!!

Mencintai dan dicintai adalah fitrah kita sebagai manusia. Kita terlahir ke dunia ini adalah karena hadirnya cinta di antara kedua orang tua kita. Cinta sudah menyelimuti kita sejak masih dalam kandungan Bunda. Cinta hadir bukan untuk dilarang, bukan untuk dihalangi dan bukan pula untuk dinafikkan. Cinta datang adalah untuk di-manage dan disalurkan pada tempat yang tepat dan orang yang sesuai. wallahua'alam..

Allahumma inni as'aluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka wal 'amalalladzii yuballighunii ila hubbika. Allahummaj'al habbaka ahabbu ilayya min nafsii wahlilii wa minal maa'il baarid..
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kecintaan-Mu, kecintaan orang-orang yang mencintai-Mu dan amal yang menyampaikanku pada cinta-Mu. Ya Allah, jadikanlah kecintaanku kepada-Mu lebih aku cintai daripada diriku, keluargaku dan air yang sejuk (harta). "

- sebuah tausiyah untuk diri sendiri -

[untuk saudara/saudariku yang sedang diuji dengan perasaan istimewa itu, keep istiqomah!! Semoga bisa mengembalikan rasa cinta seutuhnya untuk Dia sang pemilik segala cinta...]

»»  Baca Selanjutnya...

Saturday, December 11, 2004

Kepergian

Satu per satu mereka pergi..
Sebagian besar disilaukan oleh harta benda dunia,
Sebagian lainnya dibutakan oleh ikatan palsu bernama cinta

Dan lagi, mereka mulai mundur teratur..
Karena himpitan permasalahan yang menyesakkan dada
Ataupun limpahan kelapangan yang melenakan jiwa

Lalu, mereka pun berguguran..

Tapi tak apalah,
Barisan ini takkan pernah kehilangan anggota
Risalah ini takkan pernah kehabisan orang yang mengusungnya

Biarkan mereka pergi!!!
Karena janji Allah adalah pasti
Pengganti mereka telah menanti
Pengganti yang tidak akan seperti mereka..

Biarkan mereka pergi!!!
Karena mereka telah mengerti
Konsekuensi yang harus mereka hadapi

Biarkan mereka pergi..
Walau rasa sakit menyayat di hati
Walau air mata tertumpah untuk menahan langkah

Biarkan mereka pergi..

Hanya tangan yang terangkat, hati yang tertunduk untuk mendoakan
Semoga Allah berkenan menjaga mereka
Tetap berada di dalam hidayah-Nya
Semoga Allah menetapkan hati-hati kita
Untuk melanjutkan perjuangan suci ini
Dengan, atau tanpa mereka..

..Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya), dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini.
(QS. Muhammad, 47: 38)

Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.
(QS. Al-Maidah, 5: 54)
»»  Baca Selanjutnya...

Friday, December 10, 2004

Simpati Tak Bertuan

[simpan di dalam hati]

Sejenak pertahanan hati ini melemah. Astaghfirullah...
Allah.. ampuni hamba-Mu ini yang begitu mudah terjebak dalam bujuk rayu dunia.
Ya Aziiis... Ujian ini, tolong mampukan hamba untuk melaluinya dengan penuh kesabaran.
Izinkan hamba mengembalikan rasa cinta ini sepenuhnya hanya untuk-Mu.
Karena memang hanya Engkau yang berhak dan wajib hamba muliakan dengan segenap pengabdian dan pengorbanan..
Hanya Engkau yang mampu menguatkan di saat hamba lemah..
Hanya Engkau yang mampu menunjuki di kala hamba tersesat..
Hanya Engkau yang mampu memberi apa yang hamba minta..
Ya Ghoniy, Ya Ghoffar, Ya Arhamar Raahimiin..

astaghfirullah... astaghfirullah...

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. " (QS. Al-Baqarah: 216)
»»  Baca Selanjutnya...

Cinta Allah

Melengkapi posting-an kemarin, berikut hadist qudsi yang aku maksud:

Allah berfirman: "Barangsiapa yang memusuhi kekasih-Ku, Aku telah memaklumkan perang padanya. Tidak ada cara bertaqarrub (mendekatkan diri) seorang hamba kepada-Ku yang lebih Aku cintai melainkan melaksanakan kewajiban-kewajiban yang telah Aku fardhukan kepadanya. Namun senantiasa hamba-Ku itu berusaha mendekatkan diri kepada-Ku dengan melakukan hal-hal yang sunnah, sehingga Aku pun mencintainya. Apabila ia telah Aku cintai, Aku menjadi alat pendengarannya yang dengannya ia mendengar, alat penglihatannya yang dengannya ia melihat, tangannya yang dengannya ia memukul keras, dan kakinya yang dengannya ia berjalan. Jika ia memohon kepada-Ku sungguh akan Aku kurniai dirinya (kabulkan), dan jika ia memohon perlindungan-Ku, Aku akan melindunginya. (HQR. Al-Bukhori)

diambil dari buku Hadist Qudsi
penerbit C.V. Diponegoro
»»  Baca Selanjutnya...

Thursday, December 09, 2004

Buku berbuku

Never Judge A Book By Its' Cover

Pasti semua orang pernah mendengar ungkapan itu. Ungkapan itu banyak benernya sih...

Seseorang yang kita tau berasal dari keluarga baik2, fisiknya lumayan, pribadi pun oke (mobil pribadi, rumah pribadi, sopir pribadi, dan pribadi2 lainnya), tapi belum tentu sifatnya baik. Banyak kejadian orang yang ganteng, kaya, dan terlihat baik (well, berarti itu hanya sebuah kepura2an...), tapi ternyata..

Di satu saat pula, seseorang yang 'terlihat' sebagai ustadz, ulama, kiayi atau apapun predikat mereka... ternyata juga ga jauh beda sama seorang jahiliyah yang ga ngerti caranya berinteraksi dengan orang lain (been there be4, 'n I don't like it!)

Dan banyak lagi contoh2 yang lain. Tidak hanya terkait dengan manusia, tapi juga keadaan di sekitar kita...

Tapi kalo kita coba fikirkan kembali, ada satu saat dimana pernyataan itu tidak benar. Yaitu ketika berkaitan dengan pemahaman (which is inside) dan akhlak (yang 'terlihat').
Seseorang yang pemahamannya baik - catet!! pemahaman, bukan sekedar pengetahuan - pastilah pemahaman itu akan mengkristal menjadi suatu stimulan di otak kita sehingga memerintahkan fisik untuk beramal (yang terlahir dalam apa yang kita sebut 'akhlak'). Kalo kita anggap akhlak itu sebagai 'cover' yang menutup 'buku' pemahaman seseorang, mungkin ungkapan diatas salah ya... Trus, gimana dong kita bisa tau mana akhlak yang bersumber dari pemahaman yang benar dan mana 'akhlak' yang bersumber dari kepura2an semata?

Jawabannya kita pasti udah tau. Lihatlah dengan mata hati... maka kita tidak akan pernah tertipu. Mintalah fatwa dari hatimu!! Tapi, hanya hati yang bersih yang bisa memancarkan cahaya kebenaran Ilahi. Dalam satu hadist qudsi (maaf, agak lupa redaksinya) Allah mengatakan bahwa: "... dan jika hambaKu telah Aku cintai, maka Aku akan menjadi matanya yang dipergunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang digunakan untuk berbuat, menjadi kakinya yang dipergunakan untuk melangkah ...". Bashirah, dengan sedikit saja Allah membuka rahasia-Nya kepada kita, maka penglihatan kita akan sangat jernih untuk membedakan antara yang haq dan yang bathil.

[terinspirasi dari obrolan di dunia maya dengan 2 orang saudariku tercinta... makasih banyak buat masukannya!!]

»»  Baca Selanjutnya...

Ternyata...

Hfff...
Ternyata meluangkan waktu untuk menulis tidaklah semudah yang aku kira :(
Seminggu lebih blog ini aku tinggalkan. Bukan karena keinginan, tapi karena kesibukan yang seakan memaksa untuk memfokuskan fikiran ke hal lain...
Sebenarnya banyak hal terjadi dalam beberapa hari ini. Beberapa sempat aku rekam dalam catatan2 kecil di draft Bloggie, atau di buku catatan pribadiku.
Beberapa sempat aku fikirkan secara mendalam, walaupun akhirnya aku putuskan untuk menghapusnya dari otak. Beberapa lagi hanya terlintas di pikiran, masih bercokol disana (semoga dapat aku ambil hikmahnya...)

- di tengah tumpukan laporan produksi yang harus dikerjakan -
»»  Baca Selanjutnya...

Saturday, December 04, 2004

Full Team

Papa sore ini pulang, setelah hampir 3 minggu dinas ke luar kota.
Semalem Kakak pulang. Katanya sih, bosen di Bandung ga ada yang dikerjain. Skripsi tinggal nunggu revisi terakhir, tapi pembimbingnya malah ke luar kota...
Dedek ada di rumah, setelah beberapa hari nginep di tempat temennya. Ga enak katanya, pulang malem mulu abis syuting, ngebangunin orang, jadi mending nginep aja...
Mama ada, pastinya.
Ayuk, Mas Ary dan Auli - my nephew - ada juga di rumah.
Plus myself...
FULL TEAM!!!

Alhamdulillah...

------

Memang beda rasanya berada di tengah keluarga. Dulu aku tidak merasa hal ini sebagai sesuatu hal yang istimewa. Tapi, 4 tahun jauh dari keluarga lengkap, rasanya terharu ketika kita bisa kembali berkumpul... Walaupun dengan kondisi yang sudah berbeda.

Apa ya, acaranya kalo udah ngumpul bareng gini? Biasanya sih kita menuh2in tempat tidur mama... (mama menyebutnya 'berkubang'). Acaranya: berantem2an, cerita macem2 - dari yang serius ampe yang ga penting banget, dari politik ampe kabar2i para selebritis -
Sekarang lebih seru lagi, karena ada anggota baru di keluarga (Aulia the li'l one). Rame!!!

God, how I love my family...
»»  Baca Selanjutnya...

Tuesday, November 30, 2004

Membuka mata

Pernah ga sih, kalian bangun tidur dengan perasaan legaaaaaaaaa banget? Pastinya... karena bobo malem ga lupa baca doa, dan bangunnya juga ga lupa baca doa kan? Kata Rasul juga: kalo manusia tidur, syetan mengikatnya dengan tiga ikatan. Ikatan pertama lepas ketika kita menyebut nama Allah saat bangun, ikatan kedua lepas ketika kita mengambil air wudhu, dan ikatan terakhir lepas ketika kita melaksanakan shalat. Allahu Akbar...
Pokoknya, I woke up this morning... L-E-G-A. Alhamdulillah...
»»  Baca Selanjutnya...

Monday, November 29, 2004

Cita Pemuda

Tapakkanlah kaki di jalan Ilahi
Jangan ragu lagi, janji surga-Nya pasti
Kobarkanlah api peperangan suci
Yakin kemenangan janjikan bidadari

Bangkitlah segera, Wahai Pemuda
Jangan terlenakan oleh buai dunia
Disana ada negeri Islam terluka
Sadarkan jiwamu untuk membela

Siapkan diri rangkul senjata
Panjatkan do'a untuk citakan surga
Pekikkan TAKBIR sampai nafas terakhir
Kejayaan di tangan kita...

Satu Hati Bebaskan PALESTINA
Hancurkan yahudi penjajah
Tegap, Maju dan songsonglah surga
Takkan pernah gentar sampai Al-Quds merdeka!!!

ShouHar
-- innamal mu'minuuna ikhwah.
»»  Baca Selanjutnya...

Sunday, November 28, 2004

Barisan ini.

Berada di tengah-tengah gelombang massa yang sedemikian besar, selalu saja ada tetes air mataku yang jatuh... Entah apa sebabnya, aku selalu terharu dengan semangat juang mereka. Subhanallah... Aqidah memang adalah ikatan yang paling kuat dari ikatan apapun dalam melandasi sebuah persaudaraan. Tak terbatas ruang, waktu, negara, bahasa... Selama mereka masih meyakini bahwa tidak ada ilah melainkan Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah, maka kita adalah saudara.

Saudaraku... mungkin aksi ini hanyalah salah satu cara untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kami peduli dengan perjuangan kalian. Kami sungguh-sungguh memohon kepada Allah, semoga jumlah yang tidak seberapa ini mampu menyelusupkan perasaan gentar dalam hati musuh-musuh Islam, sekaligus meniupkan semangat baru bagi para mujahid dan mujahidah dimanapun berada. Karena dengan segala keterbatasan yang kami miliki, kami belum bisa menyertai kalian dalam medan jihad yang sebenarnya... Allah, berikan kami kesempatan untuk bisa menjadi bagian dari para mujahid-Mu...

bi ruh, bi dham, nafdhika ya Islam...

Jakarta, Bundaran HI. 28 November 2004


»»  Baca Selanjutnya...

Friday, November 26, 2004

Walaupun

Bersyukur di atas segala nikmat yang dilimpahkan kepada kita, bersabar di atas segala ujian yang sedang kita jalani. Bukankah itu kewajiban seorang muslim?
Tapi hari ini aku menyadari satu hal...
Sebuah permasalahan kehidupan, selain akan menyaring hamba-hamba-Nya yang mukhlis dari yang munafiq, juga akan menampilkan kepada kita who is our really true friend. They all said: a friend in need is a friend indeed...

Alhamdulillah... Allah, segala puji syukur aku panjatkan kepada-Mu, atas nikmat persaudaraan yang telah Engkau berikan kepadaku. Mungkin ini cara-Mu untuk menunjukkan padaku bahwa aku tidak sendirian...
Subhanallah, aku bener2 terharu ketika tahu bahwa mereka ikut membantu menyelesaikan masalahku. Dengan berbagai cara yang mereka bisa, mereka ikut bersedih denganku, ikut memikirkan solusinya, begitu menjaga perasaanku, dan aku yakin mereka pasti mendoakanku...
Walaupun hingga kini, aku masih belum tau bagaimana solusi yang terbaik, apakah sikap yang kuambil akan menyelesaikan semuanya ataukah menambah kekeruhan, tapi... Aku merasa kuat. Karena selamanya, aku tidak akan sendirian. Allah... aku yakin Engkau akan selalu menyertaiku, dan orang2 mukmin akan selalu bersamaku dalam do'a-do'a mereka...

Allah... betapa aku bersyukur bisa merasakan nikmatnya berukhuwah..

[Terima kasih tak berhingga kepada kalian semua.. Aku hanya bisa mendoakan agar Allah memuliakan kalian untuk semua yang kalian lakukan untukku...]

Abu Hurairah ra. meriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Barangsiapa melepaskan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah akan melepaskan salah satu kesusahan hari kiamat darinya. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup aib seorang muslim maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat. Allah menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya. (HR. Muslim)
»»  Baca Selanjutnya...

akhirnya...

I hope this will end up everything... Aku capek!! God, help me...
»»  Baca Selanjutnya...

Hmm...

Mungkinkah aku terlalu kekanakan untuk mengerti semua ini? Rasanya, apapun keputusan yang aku ambil, selalu ada ketidakpuasan seseorang di baliknya. So what gitu loh? I can’t be that ‘little nice girl’ all the time, right? I have my own life to live… Plis dong??? Aku hanya minta kalian untuk menghargai aku sebagai seorang manusia dewasa! Mungkin kalian akan kecewa dengan sikap yang kuambil, tapi… pernahkah kalian berfikir apa yang aku rasakan ketika keputusan itu kubuat? It’s not that simple! Ketika aku harus mengambil sikap yang aku tahu akan menyakiti hati orang lain, aku juga sakit, teman. Tapi ada satu kaidah yang disebut ‘prioritas’… dimana ketika dua hal dibenturkan, kita harus memilih salah satu, atau akan kehilangan keduanya… Jadi, disinilah aku memilih. Untuk menyakiti hati seseorang, daripada kehilangan keyakinan yang telah kupegang teguh sekian lama. Maafkan aku, teman…

[I hate to see things in black and white, though sometimes we just can’t avoid to do so…]

»»  Baca Selanjutnya...

Thursday, November 25, 2004

Capek

Lelah... letih... mungkin itu hal yang sekarang ini sedang mendominasi fikiranku. Lelah dengan rutinitas sehari2, letih menghadapi segala permasalahan yang terus berulang. Ingin rasanya berlari... menyembunyikan diri dari kejaran rasa tak berdaya, keluar dari himpitan seluruh permasalahan yang menyesakkan dada. Berlari... andai aku bisa... Kalau dengannya masalah akan terpecahkan, pasti itulah langkah yang akan diambil oleh semua orang. Tapi, TIDAK!! Berlari tidak akan membawa kita pada ketenangan. Bukankah Allah telah mengirimkan permasalahan2 itu untuk mendewasakan kita? Dewasa dalam berfikir... Dewasa dalam bertindak...

»»  Baca Selanjutnya...

Why Must I Feel Guilty?

Toh niatku baik, karena kita sama2 menyandang label seorang muslim. Aku hanya ingin mengingatkan tentang apa yang (seharusnya) telah kita yakini sebagai tujuan utama kita. Allahu ghayatuna... Allah - dan hanya Dia - yang berhak menjadi tujuan kita.. Benar bukan?

Lalu, kenapa harus merasa bersalah?
Jika nasihat yang aku berikan ternyata menyakitkan, haruskan aku bilas dengan permintaan maaf? Lalu, bagaimana jika permohonan maaf yang aku ucapkan ternyata akan membuat nasihat yang kuteriakkan tidak terdengar? Tidakkah lebih baik untuk mengatakan yang benar, walau itu menyakitkan?

Astaghfirullah.. Rabb, tolong singkirkan rasa tak berdaya ini dari dadaku. Aku hanya ingin menjalankan perintah-Mu.
Bukankah kewajiban kita hanya mengingatkan?
»»  Baca Selanjutnya...

Tuesday, November 23, 2004

Bismillah...

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, dan Maha Penyayang...

Welcome to my blog! It's a story about me...
Lintasan fikiran yang pernah mampir atau singgah cukup lama di kepalaku...
Apa yang aku rasakan terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekitarku...
Mencari hikmah di balik setiap peristiwa...
- I believe that everything happens for a reason -

[rabbana maa khalaqta Haadza baathilaa..]
»»  Baca Selanjutnya...