Monday, April 25, 2005

Gosssippp...

Tiga hari yang lalu seorang adik kelas - yang lebih tua satu tahun dari aku tapi bersikeras manggil Teteh - menelepon dari Bandung, beliau mau ke Jakarta untuk suatu keperluan, dan nanyain jalan sama aku. [Wua... yentri ditanyain jalan di Jakarta? Bisa tambah nyasar deh.. Hihihi, maaf ya De' ^_^].

Eniwei, semalem aku telepon balik beliau ke Bandung untuk bertanya tentang kesuksesan perjalanan beliau di Jakarta. Alhamdulillah enggak nyasar katanya...

Cerita kami mengalir, lalu sampai pada satu pertanyaan beliau..
"Teh, maaf ya kalau tersinggung, tapi aku mau klarifikasi niih. Dulu waktu Teteh tingkat terakhir di kampus, waktu beraktivitas di Kabinet, ada gossip beredar antara Teteh dan si A [beliau menyebut nama salah seorang ikhwan seangkatanku]. Bener enggak Teh?"
Astaghfirullah.. Aku, digossipin 'pacaran', sama ikhwan pula?? Innalillahi.. koq bisa ya? Aku berpikir keras. Tidak akan ada asap kalau tidak ada api. Harus dicari ujung pangkal dari gossip ini.. Adik kelasku ini berkata lagi, "Kalo emang bener ya alhamdulillah, Teh.. tinggal nunggu undangannya aja. Tapi kalo salah, maaf ya.." Astaghfirullah... aku jadi bingung untuk menjawabnya..

Kutarik memoriku ke tingkat-tingkat akhir aktivitasku di kemahasiswaan. Seingatku hubungan kami normal-normal saja, sama seperti hubungan ikhwan-akhwat lain, kenapa bisa ada yang beranggapan seperti itu ya? Hiks.. Aha!! Aku ingat.. Salah seorang temanku yang merupakan teman satu jurusan dari si A itu. Kemungkinan besar sih sumbernya beliau, karena orang ini memang sangat suka becanda dan dia tahu kalau aku dan si A ini sudah lama berakivitas bareng... [Padahal aku berinteraksi sama ikhwan tuh enggak cuman sama si A aja... *Tetep bingung*].

Tapi toh aku berkewajiban untuk meluruskan gossip itu, aku harus membebaskan saudaraku dari prasangka buruk terhadapku... Aku ceritakan kepada adik kelasku keadaan yang sesungguhnya, bahwa memang tidak pernah ada 'hubungan istimewa' apapun di antara kami selain teman seperjuangan di organisasi, bahwa kemungkinan ada orang lain yang menyebarkan fitnah itu, dst.. Alhamdulillah beliau mengerti.. Pyuuuh, masih adakah yang berpikiran seperti itu?

Makasih banyak ya, De'.. Kamu telah menyampaikan kabar itu kepadaku, akan aku jadikan bahan introspeksi.. karena bisa jadi, aku pun ikut punya andil atas tercetusnya gossip itu.. Astaghfirullah...

Postingannya enggak penting banget ya :-P. Hehe.. tapi ada ibrohnya loh..
Pertama, tabayyun (klarifikasi) itu penting banget loh! Apalagi jika kabar yang kita dengar tentang saudara kita itu adalah kabar yang kurang baik. "Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (QS. Al-Hujuraat : 6)
Kedua, kita pun mempunyai kewajiban untuk menjaga hati saudara kita agar tidak berburuk sangka kepada kita. Ada suatu kisah yang menceritakan bahwa Rasul sedang berjalan berdua dengan seorang wanita, lalu bertemu dengan seorang sahabat yang terlihat menghindar. Lalu Rasul memanggil sahabat tersebut dan memperkenalkannya pada wanita itu, yang ternyata istri Rasul yang baru dinikahinya. Sahabat itu langsung berkata "Tidak mungkin saya akan berburuk sangka padamu, Ya Rasul." Tapi lalu Rasulullah mengingatkan bahwa syetan ada di delapan penjuru mata angin, berada di atas-bawah-kiri-kanan-depan-belakang kita, masuk ke dalam tubuh melalui aliran darah. Maka, kita pun berkewajiban untuk menjauhkan saudara kita dari prasangka, karena itu adalah salah satu bentuk tipu daya syetan.

Wallahua'lam bis showab..

Hayooo....jangan suka bergossipp... Kasian kan, yang digossipin. Hikkssss.. :'(

No comments: