Thursday, August 14, 2008

tentang seorang kaya

cerita ini hanya selingan dari cerita-cerita kehidupan lainnya. tentang seorang wanita paruh baya yang menjadi janda kaya raya sejak suaminya yang mantan petinggi salah satu bank terbesar di Indonesia meninggal. beliau ditinggalkan warisan sebuah perusahaan tanker dan beberapa tanah serta rumah mewah. awalnya mendengar cerita tentang beliau, saya membayangkan seorang wanita yang tegar, cerdas, dikelilingi dengan anak-anak yang mandiri. kalau dunia bisa menjadi salah satu parameter kesuksesan seseorang, mungkin beliau termasuk sukses....

tapi ternyata tidak sesukses yang saya bayangkan, dan saya merasa beruntung Allah tidak memberikan amanah kekayaan seperti yang beliau miliki. kemarin dulu salah seorang karyawannya bercerita (beliau sudah bekerja untuk keluarga wanita tersebut hampir 10 tahun), keluarga itu ternyata sudah menjadi berantakan sejak sang suami meninggal dunia. wanita itu menghabiskan harta sang suami dengan berfoya-foya. beliau memiliki tiga orang anak, dua wanita dan satu laki-laki. perusahaan yang dimiliki suaminya saat ini dijalankan oleh anak pertamanya yang juga wanita. tapi sayangnya, ternyata anak pertamanya ini sama sekali tidak tahu, dan tidak dipersiapkan untuk memimpin sebuah perusahaan. cerita karyawannya, sang direktur banyak 'dikibulin' sama bawahan2nya yang jauh lebih cerdas, perusahaan mulai digerogoti, entah sampai kapan bisa bertahan, suami sang anak pun sama tidak cerdasnya dalam mengelola perusahaan... dua mobil mewah yang wanita ini miliki juga tidak lagi berfungsi, karena memang tidak dirawat, dan tidak ada yang peduli. anak beliau yang laki-laki, tidak menyelesaikan kuliah dan saat ini tidak bekerja apapun (baca: jadi parasit!). itu hanya beberapa puzzle cerita yang saya dengar. belum lagi tentang pendidikan agama yang sama sekali tidak diberikan.... hhhhh... mendengarnya, saya menghela nafas panjang...

bersyukur... bahwa Allah tidak (mungkin belum) memberikan amanah kekayaan yang banyak pada saya dan suami. umar ra. pernah menangis melihat ghanimah, karena beliau lebih takut terhadapnya daripada terhadap musuh yang menghunus pedang...
bersyukur... bahwa Allah masih berkenan memberikan cahaya hidayah pada kami sehingga yakin bahwa pendidikan agama adalah yang terpenting bagi anak-anak yang menjadi amanah kami...
bersyukur...

No comments: