Saturday, August 18, 2012

Lebaran vs Gubernur

Sahabat..! Udah tiga hari lalu-lintas di Jakarta agak lancar, agak nyaman.
Mungkin besok lebih nyaman lagi, lagi dan lagi.

Untuk mengurangi kemacetan, ternyata yang dibutuhkan Jakarta bukan GUBERNUR,,, tapi LEBARAN..:D
Hë •̃͡-̮•̃͡ hë •̃͡-̮•̃͡ Hë ... Happy last Shoum..


-Yn3 Marchelino @Tsel bb-
»»  Baca Selanjutnya...

Friday, August 17, 2012

Doktrin diktator-isme

Sore temans...

Ingat doktrin ini?

Pasal 1: "Senior selalu benar"
Pasal 2: "Jika senior salah, lihat pasal 1"

Doktrin yang sangat sering digunakan dalam bingkai ospek. Doktrin yang serupa juga sering kita jumpai dalam sebuah perusahaan atau komunitas tertentu. I've been there before, I know how it feels.

Salahkah doktrin tersebut? Dalam beberapa hal, diktator wajib-kudu-musti ada. Ada hal-hal yang hanya perlu kita -sebagai bawahan- tahu hasilnya tanpa perlu tahu pembahasan di belakangnya. *Saya jadi ngebayangin menjadi prajurit disini, taat dan patuh tanpa banyak bicara, terutama terkait strategi perang.* Tapi dalam banyak hal, justru sebaliknya yang terjadi. Sebenernya sih, itu tergantung pada atmosfir atau iklim yang ingin dibangun pada perusahaan atau komunitas tertentu. Kalo saya sih, prefer rasa kekeluargaan yaaaaaa...

Saya, seorang plegmatis. Kalau ada perdebatan, saya cenderung lari :p
Tanya saja sama teman-teman kuliah saya, dulu mereka meletakkan mandat bagi saya untuk menjadi anggota Kongres -sejenis DPR- di kemahasiswaan kampus untuk mewakili jurusan, dan apa mau dinyana, saya mah setia menjadi pengamat saja ^o^  Kalo dengerin orang berdebat panjang lebar, hati ini suka dag-dig-dug-der. Antara gemes mau membela diri, ga tahan karena di-pojokkan, tapi juga bete mendengar orang berdebat kusir, dst, dll.

Berada dalam sebuah komunitas yang mempunyai pemimpin diktator, membuat saya belajar untuk menjadi tangguh. Ketika tanpa alasan jelas saya diputus kontrak, ketika secara sepihak saya disalahkan, dan ini terjadi juga pada beberapa teman, woooowwww, ternyata itu cara Allah untuk menempa mental saya menjadi orang yang kuat. Terkadang, pelajaran hidup lebih banyak bisa kita ambil dari kasus orang lain :)

Akhir-akhir ini saya kembali menemui fenomena doktrin ini. Dalam satu komunitas yang saya sayangi, ternyata saya merasa ada sebagian kecil orang yang menganggapnya sebagai "ini komunitas punya gue, lo ikut apa mau gue". Saya jadi tercenung, bagaimana sih sebaiknya seorang pemimpin itu? Rasulullah SAW, Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khattab ra., sahabat Rasul yang lain, adakah yang memegang prinsip ini?

Contohlah Rasulullah. Beliau selalu mengajak sahabatnya untuk berdiskusi terkait hal-hal yang maslahat untuk ummat. Saat perang Khandaq, Rasul sempat mengusulkan satu hal, lalu dipertanyakan oleh sahabatnya "Ya Rasul, apakah keputusan anda merupakan wahyu dari Allah atau bukan?" dan Rasul menjawab "Bukan". Maka sang sahabat -Khalid bin Walid- mengusulkan strategi lain yang akhirnya membawa kepada kemenangan peperangan tersebut. Seorang Rasulullah...... bersedia menerima masukan.

Mari berkaca lagi khalifah Umar ra. Ia yang tinggi besar dan ditakuti oleh kawan dan lawan, menunduk takzim saat diingatkan oleh seorang perempuan terkait keputusannya membatasi mahar. Apakah kedigdayaannya membuat ia tidak mau menerima masukan?

Siapalah kita untuk merasa selalu benar atas keputusan kita? Saat seseorang memberimu nasihat, itu berarti seseorang itu menyayangimu, ingin agar engkau menjadi lebih baik, ingin agar engkau tidak salah langkah...



~sore kelabu :'(




»»  Baca Selanjutnya...

Tuesday, August 14, 2012

Tidak Semua Tahu Caranya [Memberi]

Kejadian sore itu membuat saya sadar bahwa, tidak semua orang tahu cara untuk memberi.

Hari itu, hari ke 15 Ramadhan 1433H. Saya dan adik-adik binaan bersepakat untuk membagi-bagi ta'jil di jalanan. Awalnya kami berencana untuk membagikan 100 paket di stasiun UI Depok. Dengan budget masing-masing kotak 5000 rupiah, artinya kami harus mencari dana sebesar minimal 500rb untuk menjalankan program tersebut.

Awalnya adik-adik saya ini pesimis "Mbak, dananya dapet dari mana ya?" Soalnya uang kas tinggal 200rb waktu itu. Saya mengusulkan kita masing-masing menyumbang minimal 50rb sebagai dana awal. Mengingat ada teman yang kurang mampu, jadi tidak semua membayar dana tersebut, akhirnya terkumpulah 200rb sebagai awalan. Salah seorang berkata "Nanti aku todong temen-temen di kantor deh, mudah-mudahan mereka mau nyumbang."

Susahnya, acara kami ini adalah acara dadakan. Jadi jangankan surat permohonan dana atau proposal, lokasi bahkan bentuk acara pun hingga detik terakhir masih berubah. Itulah sebabnya mereka agak ragu untuk 'menodong' ke teman-temannya. Oke, batas waktu hari Rabu (4 hari sebelum acara) laporkan penerimaan dana ke bendahara ya....

Teng teng teng, saat hari Rabu. Mas'ul kelompok bbm, "Mbak, uangnya lebih, alhamdulillah." Awalnya saya menanggapi biasa saja. "Ya udah kalo lebih kita tambah kotak-annya." Ternyata, lebihnya hingga 3 kali lipat!! Allahu Akbar. Akhirnya kami membagikan 250 paket ta'jil di jalan raya Margonda dan uang donasi masih tersisa 400rb. Subhanallah...

Ada satu lagi kejadian saat kami membagi-bagikan ta'jil tersebut. Seorang perempuan -kayaknya sih mahasiswa- mendekat dengan malu-malu, dan bertanya pada saya, "Mbak, ini dari mana ya?". Saya jawab "O, ga dari mana-mana ko mbak, ini kita-kita aja. Kan menjalankan sunnah Rasul, kalau memberi makan orang berpuasa akan mendapatkan pahala puasa juga." Kelanjutannya sangat tidak disangka "Aku boleh nyumbang?" tanyanya sambil mengeluarkan dompet. Awalnya saya bingung juga ko dia mau nyumbang dalam bentuk uang lah wong acaranya sekarang... "Iya, kan pasti besok-besok ada acara lagi kayak gini, aku nitip ya.. aku juga mau dapet pahala." lanjutnya lagi. Setelah bengong sebentar, akhirnya saya terima uang si mbak ini dengan mengucapkan terima kasih.

Subhanallah... Kita tidak pernah tahu, ada jiwa-jiwa yang bisa tergerak dengan hal kecil yang kita kerjakan. Sebagaimana kita mungkin tidak pernah tahu, ada manusia-manusia yang tidak mengerti cara untuk memberi. Banyak pengemis di pinggir jalan -walaupun saya sudah berhenti memberi kepada pengemis; ada tromol sumbangan masjid dimana-mana; spanduk dan pamflet lembaga ZISWAF pun tersebar hingga ke pelosok. Tapi bukan itu yang menggerakkan hati dan tangan seseorang untuk mau memberi, berbagi.

Ada rasa kedekatan dan kepercayaan lebih, saat yang meminta 'donasi' adalah orang yang kita percaya, seperti teman-teman adik-adik binaan saya ini. Mereka dengan mudah mengeluarkan dana karena mereka percaya bahwa temannya tidak akan menyelewengkan amanah tersebut. Di lain waktu, mungkin orang akan tergerak untuk memberi dengan semakin banyak dan jelasnya informasi yang diperoleh tentang suatu hal -contohnya tentang Palestina, atau Rohingya yang sedang dalam krisis saat ini. Semakin mereka tahu informasi itu, apalagi jika yang meneruskan informasi adalah orang yang mereka kenal, semakin tergerak hatinya untuk membantu sesama -mudah-mudahan. Yuk, terus beramal...


Wallahua'lam bi showab...
»»  Baca Selanjutnya...

Hana Salju

Celoteh neng Hana siang ini..

"Ummi kita bikin kue apa hari ini?"
"Putri salju"
"Kenapa putri? Punya Hana mana?"
"Ya udah kuenya jadi Hana salju deh"
ˆ⌣ˆ✗¡✗¡✗¡ ˆ⌣ˆ✗¡✗¡✗¡ ˆ⌣ˆ


Ctt: putri itu ponakanku, sepupunya Hana :p



»»  Baca Selanjutnya...