Monday, May 23, 2005

Energi Cinta

"Orang yang tidak memiliki apa-apa, tidak akan dapat memberi apa-apa."

Pertama kali mendengar ungkapan di atas, yang terlintas di otak saya adalah bahwa ungkapan ini mencerminkan satu kesombongan seorang kaya. Mencoba merenung lebih jauh, ternyata saya telah terjebak dalam sebuah kedangkalan pemikiran. Memberi, terkadang memang menimbulkan konotasi yang berkaitan dengan materi. Padahal, tidak selamanya aktivitas memberi itu harus diidentikkan dengan harta benda. Semua hal yang membutuhkan interaksi antara 2 pihak atau lebih, selalu akan bersinggungan dengan kata 'memberi' dan 'menerima'. Pertolongan, informasi, nasihat, perhatian, cinta adalah beberapa hal yang bisa kita 'beri' dan kita 'terima', tanpa harus berwujud suatu materi. Tetapi ada satu kesamaan di antara semua pemberian itu. Ketika kita ingin memberi, kita harus terlebih dahulu memiliki apa yang ingin kita berikan itu.

Kali ini, lagi-lagi, kita bicara tentang CINTA. Tema universal ini memang tidak akan pernah bosan dan usang untuk dibahas. Tapi disini saya tidak ingin membicarakan tentang keromantisan cinta seorang laki-laki dan perempuan. Saya teringat lirik sebuah lagu ketika saya sekolah dulu:

Don't search in the stars for signs of love, just look around your live you'll find enough.
(Se A Vida E - Pet Shop Boys)

Yap, lihatlah ke sekitar kita.. Sangat banyak cinta yang telah kita peroleh. Cinta dari kedua orang tua kita, kakak dan adik kita, sahabat-sahabat, guru, tetangga, bahkan dari orang-orang yang tidak pernah kita duga sebelumnya, mereka senantiasa memberikan cintanya kepada kita. Sebagian mungkin tidak tercetus secara lisan, tapi getaran itu tetap tertangkap melalui tindakan mereka, dan mewarnai hari-hari kita. Bahkan dari makhluk selain manusia pun, kita senantiasa mendapatkan cinta itu. Ingatkah bahwa matahari hari ini masih bersinar untuk membantu proses fotosintesis tumbuhan, yang kemudian menghasilkan Oksigen untuk kita hirup? Ingat juga ketika semalam kita memandangi bulan yang menebarkan cahaya dengan cantiknya untuk menemani kegelapan sang malam? Bahwa angin laut dan gelombang telah dan akan senantiasa membantu manusia dalam menepikan ikan untuk ditangkap? Atau perasaan senang kita saat tergelak memperhatikan seekor kucing yang terbelit benang rajutan? Atau kedamaian yang kita rasakan saat melihat sepasang angsa berenang dengan anggunnya di tengah danau? Subhanallah...

"Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir." (QS. Al-Jaatsiyah: 13)

Begitu banyak energi cinta yang telah ditransfer ke dalam kehidupan kita, bukankah akan sangat adil jika kita ingin membalas semua cinta itu dengan energi yang sama, atau bahkan lebih besar? Seorang sahabat pernah menyebutkan, "Jangan pernah lupa bahwa di alam ini berlaku hukum kekekalan energi. Setiap energi yang kita keluarkan untuk sekitar kita, ia tidak akan pernah hilang menguap begitu saja. Energi itu pasti akan kembali kepada kita, terkadang setelah bertransformasi kedalam bentuk yang lain." Saya termenung mendengar pernyataan itu. Bukan, bukan suatu pamrih yang terbaca darinya, tapi tersirat sebuah ketulusan yang luar biasa. Cukuplah kita mengharapkan 'pengembalian' energi itu dalam bentuk pahala dan catatan amal kebaikan di sisi Allah SWT.

"Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya." (QS. Mukmin: 17)

Sampai titik ini, semoga secara diam-diam telah terbersit di hati kita sebuah keinginan untuk membagi energi cinta itu, lalu bersama-sama kita bertanya: Bagaimana caranya? Maha Besar Allah yang telah menyiapkan jawaban atas pertanyaan itu:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang." (QS. Maryam: 96)

Subhanallah... Lihatlah! Ternyata rasa kasih sayang itu akan Allah tanamkan didalam hati orang-orang yang beriman dan beramal soleh. Tentu saja rasa kasih sayang yang dimaksud disini adalah yang sesuai dengan syari'at Islam, kasih sayang yang bernilai ibadah, menjadikan orang-orang yang melaksanakannya mendapat naungan Allah pada hari dimana tiada naungan kecuali dari-Nya, kasih sayang yang membawa orang-orang yang melaksanakannya naik ke atas mimbar cahaya dan membuat iri para nabi dan syuhada.

Manusia adalah makhluk sosial. Setiap hari kita dituntut untuk berinteraksi dengan berbagai macam orang. Mulai dari membuka mata, hingga ketika kita akan menutupnya untuk menunaikan hak istirahat tubuh di waktu malam, kita senantiasa akan bertemu dengan berbagai macam orang. Berinteraksi, sesungguhnya adalah salah satu cara kita untuk memberi energi cinta kepada sekitar kita. Pada alam kita memberi cinta, dengan menjaga keseimbangannya dan tidak membuat kerusakan. Pada hewan dan tumbuhan pun kita memberi cinta, dengan memberikan hak mereka ketika menjadi tanggungan kita, menampakkan akhlak yang terbaik. Dan pada manusia, transfer energi cinta itu dapat kita lakukan dalam berbagai cara, baik langsung maupun tidak.

Izinkan saya menganalogikan hati manusia seperti sebuah kolam penampungan. Di dasar kolam itu, terdapat banyak keran yang dapat dibuka/tutup untuk pengaturan keluarnya isi kolam. Tentu saja, keran itu akan mengalirkan apa yang ditampung dalam kolam hati kita. Dan sebuah keniscayaan akan berlaku, ketika keran tersebut dibuka terus-menerus tanpa ada aliran masuk kembali, kolam itu akan menjadi kering. Maka, berinteraksi adalah aktivitas kita dalam membuka 'keran' untuk mencurahkan energi cinta. Dan agar kasih sayang sebenarnya yang teralirkan, 'kolam' tersebut haruslah diisi dengan materi yang sama, yaitu cinta dan kasih sayang.

Kembalilah sejenak untuk membaca firman Allah di atas. Untuk menanamkan rasa kasih sayang dihati kita, kuncinya adalah beriman dan beramal soleh. Sahabat... mari me-recharge energi cinta kita hanya dari sumber cinta yang abadi, Dia Yang Memiliki Cinta tak terperi, Cinta yang sangat sempurna. Mari, kita isi kembali energi cinta di hati kita dengan shalat-shalat khusyu' kita, tilawah-tilawah tartil kita, shaum sunnah kita, sedekah dan infak kita hari ini, doa-doa panjang kita di waktu malam, serta dari semua pos ibadah dan amal soleh yang telah Allah sediakan bagi kita. Karena... untuk membuka 'keran' pencurahan energi cinta dari 'kolam' penampungan yang ada pada hati ini, terlalu sombong rasanya jika kita tidak pernah mengisi kolam tersebut dengan energi cinta dari-Nya. Ya, jika kolam itu sudah kering, apa yang bisa kita bagi?

Wallahua'lam bi shawab
»»  Baca Selanjutnya...

Wednesday, May 18, 2005

Believing..

"Karena aku percaya.", ucap perempuan itu.
"Apa yang membuatmu percaya? Kepercayaan seperti apa? Hingga kapan kamu akan mempercayainya?", pertanyaan mereka seperti berkejaran dengan waktu.
Perempuan itu terdiam.
"Entahlah... Aku hanya tidak dapat menemukan alasan untuk tidak percaya. Aku tidak hanya mempercayainya, tapi juga mereka.", jawabnya pelan.
"Maaf, jawabanmu masih belum memuaskan.", ujar mereka lagi.
"Aku percaya kepada Allah. Apakah itu tidak cukup? Aku percaya bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untukku, apapun bentuknya..."
---

They all said, seeing is believing, hearing is believing, touching is believing. But for me, the most important thing is to believe under any circumstances.
Believing is to know that you can hold on to something, is when you feel safe... comfort...

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai..." (QS. Ali Imran: 103)

"...Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar Ra'du: 28)

Ya Muqallibal quluub.. Wahai Dzat Yang Maha Membolak-balik hati...
Bimbinglah kami untuk senantiasa melandaskan keputusan terhadap apa-apa yang Engkau ridhoi... untuk kebaikan diri kami, keluarga kami, masa depan kami, terutama untuk kebaikan agama-Mu dan dakwah menuju-Mu..

Ya Rabb, inilah jihad kami...
»»  Baca Selanjutnya...

Wednesday, May 11, 2005

Perhiasan Terindah

Set status di Jabber [Fasilitas Instant Messaging untuk internal di kantor]: "wa khoiru mataa'id dunyaa, al-mar'atush sholihah.." - dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita solihah -

Tanggapan yang bertanya sekaligus menggelitik untuk tau jawabannya: "limadza mar'a laisa rijal ..?" - kenapa wanita, bukan pria? - Keduanya terdiam. Berpikir keras.. apa jawabannya? Logically please!!

Set status di YM: "Kenapa perhiasan terindah di dunia adalah wanita solehah, bukan laki-laki yang soleh? Ada yang bisa membantu saya menjawabnya?"

Commentsss : [some people answer seriously, others only smile..]

ikhwan1: Soale yg sering pake perhiasan tuh wanita, laki jrg yang pake perhiasan. Knapa perhiasan didunia ini wanita sholehah? berdasarkan hadist nabi yach spt itu adanya. Trus alasannya :
Krn islam sangat menjunjung tinggi wanita. Krn wanita adalah ibu dari anak2 yg dilahirkannya. Wanita juga di jadikan tolak ukur bagi negara, jika wanitanya baik, baik pula negara itu dan kebalikannya. Knp demikian?
Generasi yang akan datang terletak pada seorang ibu, bgmn seorang anak di didik
meskipun ada sekolah formal, tapi peranan ibu dalam pendidikan lebih dominan
beda dengan ayah. Krna seorang ibu biasanya lebih, sabar, lebih dekat dll dr seorang ayah dlm mendidik anak.
me: Wanita itu emang diciptakan indah ya pak.. mungkin itu jawabannya..
ikhwan1: Maka itu yg jadi model kebanyakan wanita. Krn sudah sunnah kauniyahNya wanita itu modis. Kalo kita lihat wanita bnyk yg dijadikan objek, krn memang Allah menciptakan wanita sebagai perhiasan dunia. Bisa dilihat dr bentuk fisiknya yang memang indah kalo dilihat, beda sama laki2. Islam begitu memuliakan wanita, sebab itu wanita spy menjaga dirinya dng menutup diri [aurat], krn keindahan wanita tidak ternilai dengan uang.
me: Subhanallah.. jadi mo bangga neeh... senangnya jadi seorang muslimah..
ikhwan1: Kalo kita lihat bnyk wanita yg rela mengorbankan keindahannya dengan mengespos dirinya demi uang semata, itu berarti wanita tsb msh bisa dinilai dengan uang. Yup, itu hrs mbak. Isyhadu bi ana muslimah itu hrs dibanggakan..

akhwat1: Kan yang dibuat indah oleh Allah itu diantaranya kebun/ladang, anak - anak serta wanita. Liat deh di... Ali Imran kalo ga salah. Jadi wanita itu pada dasarnya emang indah. Apalagi kalo wanitanya sholihah. Makanya diibaratkannya seperti perhiasan terindah yang pernah ada di dunia. Kalo laki2 mah kelebihannya yah disisi yang lain lagi. Bukan dari segi indah nya. Jadi analoginya juga kurang tepat kalo laki2 sholeh diibaratkan spt perhiasan terindah di dunia.

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (QS. Ali Imran: 14)

akhwat2: Tidak ada yang lebih berharga , melainkan Istri yang sholeha, penyejuk Qolbu, penentram jiwa, pelepas dahaga yang haus akan nilai-nilai Islam, dan pengokoh diri dalam perjuangan ini.
- Sedikit berbagi tentang pendapat suami beliau -
Dia ga pernah protes atau marah, ketika dandanan ana aut2an, ga prnh protes ketika masakan ana ga enak, ga pernah protes ketika rumah berantakan, tapi beliau akan sangat marah, ketika merasa dirinya tidak dihargai sebagai suami, dia akan marah ketika dia merasa istrinya lebih menyayangi orang lain ketimbang dia.....dan dia hanya meminta 1, yaitu Istri sholeha.
Kenapa perhiasan yg paling indah itu adalah wanita sholeha, krna dalam diri wanita itu semuanya adalah keindahan.......... sok akan lebih indah dan menajdi paling indah bila di barengi dengan ke sholeha.

ikhwan2: Wanita identik dengan kelembutan, keindahan dirasakan dengan panca indera, ataupun dalam qalbu.

akhwat3: Laksana perhiasan..maka dia kan membuat indah dunia dengan akhlaknya dengan kelembutannya dengan kecantikannya dilengkapi dengan akhlakul karimah..
Kalo laki-laki lebih identik dengan qawam..pemimpin pelindung yang menjaga setiap perhiasan dunia...

akhwat4: Karena memang wanita diciptakan utk mengiri langkah suami.
me: [looohhhh??]

ikhwan3: Karena yang biasa pake perhiasan = wanita, bukan pria
me: Dan yang boleh pake emas emang cuman wanita yak
ikhwan3: iya kali

akhwat5: Karena klo laki2 liat afwan perempuan telanjang mereka seneng tapi klo perempuan liat laki2, afwan, telanjang itu jijik..."kata buku bgitu"

ikhwan4: Satu sisi, lihat saja aurat wanita. Seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan wajah. Beda dgn laki2. Lelaki juga indah, tapi wanita jauh lebih indah.

akhwat6: Menurut saya ada dua alasan: satu dari ujung kaki ampe ujung rambut, fisik wanita itu indah, kedua, jika kondisi fisik itu ditunjang dengan inner beauty, maka dengan kelembutan fitrahnya itu akan membuat dirinya lebih bercahaya. Beda banget ama laki-laki.

ikhwan5: ..karena fitroh wanita adalah makhluq yg cantik.. bukan ganteng. Wanita itu qurrota'ayun kalo bisa dibilang............

ikhwan6: Karena semua Nabi dan Rasul adalah laki-laki. Jadi yang paling indah dari sudut pandang laki-laki ya pasangan mereka, yaitu wanita.
me: - afwan, sedikit diubah karena history-nya ga ada -

Begitulah pendapat mereka. Bagaimana menurut anda??? Mengapa Rasulullah SAW mengatakan bahwa yang menjadi perhiasan terindah di dunia itu adalah wanita solihah, bukan laki-laki solih?

"Dunia ini adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita solihah". (HR. Muslim)
--

Ini teh cerita kemarin sebenernya, tapi gimana dong.. baru sempet ditulis hari ini ^_^. Afwan untuk yang udah comment tapi belum ada disini, tulis lagi aja ya.. Jazakumullahu khairan katsira untuk semua yang telah membantu menjawab pertanyaan ini. Kalau ada waktu, insyaAllah akan ada lagi postingan yang lebih serius tentang wanita solihah..
»»  Baca Selanjutnya...

Sunday, May 08, 2005

Berjuang..

Ketika seseorang menghiasi ruang impian dalam istirahat malam kita, apa yang akan kalian lakukan?

Entah apa sebabnya, semalam aku memimpikan seorang sahabat lama. Seorang Teteh yang biasa menjadi tempat menampung curahan ego dan ribuan ceritaku. Seseorang yang selalu menjadi salah satu pendorong disaat aku bimbang dalam aktivitasku di dunia perpolitikan kampus yang - tadinya - sangat aku hindari. Seseorang yang saaaaaaangaaaaaat sabar dalam membimbingku untuk menjalankan amanah sebaik-baiknya. Di dalam mimpiku, kami berbincang lamaaaaa sekali. Lalu saat aku terbangun, timbul dorongan kuat untuk menekan angka-angka di pesawat teleponku untuk menghubungi beliau. Kangen... Ah, mungkin memang itu alasannya!

"Teh, semalam yentri ngimpiin Teteh loh.. Kenapa ya, Teteh baik-baik kan?"
"Kenapa yen? Kangen ya? Iya nih.. kangen juga.. Lagi sedikit flu sih, tapi selebihnya baik-baik aja koq. Yentri gimana?"

Dan mengalirlah percakapan kami. Mencoba melipat jarak dan waktu yang sudah terbentang tanpa direncanakan. Berbagi kisah tentang sahabat-sahabat yang lain.. Lalu beliau menghadirkan cerita tentang rencana pernikahannya yang akan dilaksanakan akhir bulan ini. Subhanallah.. ingin rasanya ikut meneteskan air mata untuk semua perjuangan yang sedang beliau lakukan. Perjuangannya ingin menghadirkan pernikahan Islami di dalam keluarga yang didominasi oleh - maaf - non Islam. Tentang hijab, tentang tradisi, tentang hiburan, dll. Tentang penghinaan yang dilakukan oleh keluarga besarnya, tentang pemaksaan-pemaksaan, tentang pernyataan tegas dari sang murobbi, tentang penyakit sang ibu yang kambuh karena begitu banyak menghadapi tekanan... Subhanallah.. Mungkin kalau aku berada dalam posisi beliau, aku pasti sudah menyerah...

"Memang sulit, yen. Tapi kita harus yakin bahwa Allah pasti akan menolong hamba-Nya yang ingin melaksanakan syari'at-Nya. Allah punya cara-Nya tersendiri untuk menunjukkan jalan keluar, kemudahan itu pasti akan hadir, pada saat yang tepat. Hanya saja, Dia ingin melihat sejauh mana usaha kita.."

Aku begitu malu.. tausiyah beliau membuat mataku memanas.
Kucoba mengingat-ingat ujian yang sedang kulalui. Ah, belum seberapa!!

Dua hari yang lalu, dalam kajian Jum'at di kantor.. Ustadz membahas tentang tafsir Surat Al-Fatihah. Ketika sampai pada ayat ke-5, beliau bertanya. Kenapa lafadz ayat ini adalah "iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'inu", yang berarti: "Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan." Kenapa 'beribadah' didahulukan dari 'meminta pertolongan'? Ya, jawabannya adalah... karena pertolongan itu akan datang ketika ibadah [usaha] itu telah kita laksanakan!! Astaghfirullah... tamparan yang kedua!!

Subhanallah... Sungguh, ketabahan beliau benar-benar mengisi ruang kagumku hari ini. Beliau bercerita bagaimana emosinya sangat dipermainkan dalam beberapa minggu ini, tapi ketika hanya Allah tempat mengadu, hilanglah semua keresahan itu dan ketenangan untuk menghadapi hari pun kembali diperoleh.

Teteh, you really make me proud!! Doakan adikmu ini bisa mewarisi kesabaran dan ketangguhanmu dalam berjuang ya.. Ah, jangankan untuk mewarisi ketangguhan para shohabiyah, untuk mencontohmu saja aku masih harus banyak berbenah diri. Ya Rabb, istiqomahkan diriku...


*) Untuk seorang Teteh yang sedang berjuang..
Sabar ya Teh.. Innallaha ma'ash shoobiriin..
»»  Baca Selanjutnya...

Wednesday, May 04, 2005

Salah Naik??

Pulang kantor kemarin, aku melakukan satu kekonyolan yang enggak terlalu konyol.. Tau enggak sih sodare-sodare.. aye salah naik bis!! Haaaaaah?? Koq bisa sih yen? Salah naik bis? Bis yang udah dikenal sejak kelas 3 SD? Bis satu-satunya menuju rumahku? Weksss.. Koq bisa ya?? [*bingung mode on*]

Biasanya aku pulang naik Kopaja 606 jurusan Srengseng Sawah - Pasar Mingu [ada yang tau daerah rumahku?]. Naaah,, yang semalem aku naik itu Kopaja 616, jurusan Cipedak - Blok M. Hehehe... Alhamdulillahnya sih, bisa disambung naik mobil lain, dan enggak terlalu jauh dari rumah.. Cuman ya itu, aku tiba-tiba ngerasa jadi orang paling konyol sedunia [Laughing out loud at myself :">]

Sampe di rumah langsung laporan sama Mama. Diketawain deh.. [aku juga ketawa terus kalo inget..] Dan ponakanku yang imut-imut itu, dengan gaya sok tau-nya berkata: "Ummi sih..." [aku dipanggil Ummi, ibunya sendiri dipanggil Bunda..].

Lagi-lagi bertanya pada diri sendiri, "Koq bisa ya?" Apa karena aku begitu bahagianya dan terburu-buru ingin membaca sms dari seorang sahabat yang baru menggenapkan setengah agamanya hari ahad kemarin, atau mungkin juga karena memikirkan kontrakku di kantor yang berakhir hari ini tapi belum ada kejelasan, atau minus di mataku bertambah lagi, atau mungkin...? Ga taulah, pokoknya hari ini jangan sampe salah naik bis lagi ya, yen!! ^_^.
»»  Baca Selanjutnya...