Tuesday, March 29, 2005

Bukan Sekedar Keinginan

Publikasi: 30/03/2005 08:36 WIB

eramuslim - Akhir-akhir ini banyak dari sahabatku yang bertanya tentang rencana pernikahanku. Pertanyaan seperti "Jadi kapan nih, mau nyebar undangan?" dan sejenisnya, terus melandaku melalui telepon, sms, layar-layar messenger di komputerku, bahkan pertemuan-pertemuan kami rasanya tidak lengkap tanpa mereka menanyakan hal itu. Tadinya aku hanya diam dan tersenyum menjawabnya. Aku berpikir, "Sudahlah, nanti juga mereka bosan sendiri." Toh, kalau memang waktunya sudah sampai, kabar bahagia itu pasti tidak akan aku simpan. Bosan juga sebenarnya untuk membahas masalah ini. Kata seorang sahabat, pernikahan itu bukan untuk didiskusikan, tapi untuk diamalkan. Tapi, jika diskusi itu dalam rangka mempersiapkan diri, mungkin tidak ada salahnya ya?

Menikah, siapa sih yang tidak ingin? Sebagai seorang manusia yang mempunyai kebutuhan psikologis dan biologis, wajar rasanya jika kita menginginkannya. Mereka bilang, menikah itu membuat jiwa menjadi tenang, dan pikiran lebih terarah. Apalagi Baginda Rasulullah SAW mengatakan bahwa menikah merupakan sunnah beliau, yang mana sunnah ini akan menggenapkan separuh dari agama kita. Bahkan Rasulullah SAW menjamin bahwa seseorang yang ingin menikah untuk menjaga kehormatannya, termasuk dalam 3 golongan yang Allah wajib untuk menolongnya. Tidakkah sebagai seorang muslim yang baik, janji Rasul ini sangat menggiurkan?

Hmm.. Cinta, tema yang sangat mendunia. Setiap orang pasti pernah mencintai dan dicintai. Cinta kepada orang tua, suami/istri, saudara, anak-anak, sahabat, guru, dan masih panjang lagi daftar nama orang-orang tercinta kita. Ya, cinta itu memang telah dianugerahkan Allah kepada manusia.
Sabda Rasulullah SAW: "Allah memiliki 100 bagian Rahman (kasih), yang satu bagian disebarkannya ke seluruh dunia sehingga seekor kuda mengangkat kakinya karena takut menginjak anaknya yang baru lahir ..."
Pernikahan adalah satu-satunya cara yang dihalalkan dalam Islam bagi seorang perempuan dan laki-laki non muhrim untuk menjalin cinta dan kasih.

Tapi menikah itu tidak semudah membalik telapak tangan. Ia adalah proses yang mudah tanpa harus dimudah-mudahkan, sekaligus merupakan suatu proses yang sulit tanpa harus dibuat rumit. Saat seorang laki-laki menyambut pernyataan menikahkan dari seorang wali perempuan dalam ijab kabul pernikahan, saat itulah dimensi baru bagi keduanya dimulai. Seorang perempuan dalam sekejap mempunyai predikat baru sebagai seorang istri, dan seorang laki-laki akan berubah status menjadi seorang suami. Status baru yang mungkin belum terbayangkan sama sekali bagi mereka. Status yang dibelakangnya mengekor beribu konsekuensi yang baru juga.

Ketika kita memutuskan untuk menikah, seharusnya kita telah bersepakat untuk mempertemukan tidak hanya seorang laki-laki dan perempuan, tapi juga dua pemikiran, dua sudut pandang, dua karakteristik, dua kebiasaan, tak lupa juga bahwa kita telah menikahkan dua keluarga besar dan dua kebudayaan. Ibarat sebuah pepatah: Lain ladang, lain belalang. Perbedaan itu pasti akan ada. Maka siap menikah berarti kita siap untuk menerima perbedaan. Perbedaan itu adalah suatu sunatullah, lalu kenapa kita harus takut untuk berbeda? Sekali lagi, menikah adalah kesiapan untuk menerima perbedaan, kemauan untuk berubah, keinginan untuk mengenal lebih jauh, kesiapan untuk menerima pasangan kita apa adanya dan kesediaan untuk mengorbankan kepentingan pribadi demi mengedepankan kepentingan dan kebutuhan bersama.

Bukan sekedar keinginan, menikah membutuhkan persiapan yang tidak mudah. Bahkan, ketika pernikahan itu sudah terlaksana pun, proses pembelajaran itu harus tetap kita lakukan. Ada suatu perbedaan besar yang harus kita sadari antara penggunaan kata 'ingin' dan 'siap'. Suatu keinginan yang tidak diikuti oleh proses mempersiapkan diri, ia hanya akan berakhir sebagai suatu mimpi kosong di siang bolong. Sementara, parameter kesiapan setiap orang hanya dirinya dan Allah saja yang tahu. Pun ketika kita melihat seorang laki-laki atau perempuan yang kita anggap cukup siap untuk menikah, ketika keinginan itu tidak tumbuh dalam diri mereka, maka pernikahan itu akan sulit untuk terealisasi. Tentunya, tanpa menafikkan bahwa semua itu berada dalam wilayah kekuasaan Allah. Yaitu untuk menentukan kapan kita akan menikah, dimana, dengan siapa, dan dalam kondisi seperti apa, hanya Allah yang mampu menjawab itu semua...

Ya, semoga pernikahan bukan hanya menjadi keinginan kita belaka, tapi merupakan sesuatu yang kita upayakan dapat terlaksana dalam koridor syari'at-Nya.


--
Terinspirasi dari tulisan dan diskusi dengan Teteh-ku chayank ...

Dedicated to my becoming Prince, which I don't know yet who it will be ^_^
»»  Baca Selanjutnya...

Monday, March 28, 2005

Terlalu..

Terkadang diri ini merasa begitu kurang ajar!!
Ketika kebutuhan hidup begitu menggebu, ketika masalah seakan menggedor-gedor ruang pikiran, barulah kita mengambil air wudhu dan menegakkan sholat dua rakaat dengan penuh kekhusyu'an.
Ketika tangis kepedihan belum dapat kita hentikan, ketika rasa takut dan cemas bercampur aduk dalam memperkeruh hati, barulah Al-Qur'an kita senandungkan dan rangkaian do'a tak putus kita panjatkan.

Sungguh, sangat kurang ajar rasanya diri ini..
Kemana khusyu' itu ketika nikmat melimpah di hadapan? Kemana airmata itu ketika kelapangan tengah dirasakan? Kemana untaian doa itu ketika kesenangan sedang melingkupi? Kemana senandung firman-Nya ketika bahagia merangkul jiwa?

Sungguh, jikalah Allah laksana manusia yang pendendam, pastilah semua kekhusyu'an, airmata, doa, tilawah, sudah lebih dulu tertolak sebelum kita sempat melaksanakannya. Hanya sifat Rahman dan Rahim-Nya yang membuat kita masih bisa mengangkat kedua tangan untuk berdoa. Hanya karena sifat Ghafar dan Ghafuur-Nya yang membuat Allah berkenan menghapus semua kekhilafan kecil kita.

Astaghfirullah.. Rabb, ampuni hamba-Mu yang lemah ini..
»»  Baca Selanjutnya...

Thursday, March 24, 2005

Pertemuan dan Perpisahan

...
Pertemuan yang membawa kepada pertemuan selanjutnya
Lalu pertemuan yang berujung pada suatu perpisahan
Perpisahan yang kemudian membawa kepada pertemuan baru
Adakah yang bisa kita pungkiri dari itu semua?


*) Menjelang suatu pertemuan dan perpisahan...
»»  Baca Selanjutnya...

Monday, March 21, 2005

Berbagi Rasa..

Dah berapa lama nge-blog? Hmm.. 5 bulan lebih deh kayaknya. Dulu waktu beberapa teman mulai nge-blog, aku yang engga ngerti sama sekali. Apaan tuh?? Setelah buka-buka beberapa blog mereka, hehehe.. ternyata tertarik juga. Dan ups... sekarang kayaknya mulai ada ikatan batin deh.. Walaupun masih dengan penuh tanda tanya tentang peng-kode-an HTML dkk itu, tapi alhamdulillah sedikit-sedikit bisa mengubah sesuai dengan yang diinginkan. (Jangan so' tau yen, cukup yang standar aja ya!!)

What does your blog mean to you? Wah... banyak banget deh, blogie itu bener-bener sahabatku di kala suka dan duka. Blogie menjadi jendelaku untuk melihat ke dalam diriku sendiri. Mereview kembali perjalanan kedewasaanku dalam berfikir, mencoba untuk melakukan hal-hal yang telah aku katakan.. Aku bener-bener bersyukur bahwa blogie ada di dunia ini (dunia maya kali ye..) Belum lagi kalo mau itung-itungan berapa saudara baru yang aku dapatkan sejak nge-blog.. Subhanallah.. Allahu Akbar!!

Blog = Diary? Engga salah juga sih kalo ada yang mengistilahkan seperti itu. Tapi kalo bagiku, engga semua hal terkait perasaan dan peristiwa yang terjadi, bisa ditulis disini. Itu mah sama aja ngebuka aib sendiri dooong?? Memang sempat terfikir untuk menjadikan blog sebagai satu-satunya tempat curhat. Tapi itu berarti buku harianku harus pensiun? Engga lah yaw, rasanya tetap harus ada batas wilayah privasi yang hanya bisa diakses oleh kita sendiri, dan hanya bisa dibagi dengan Sang Pemilik Jiwa. Maaf ya, Blogie.. dalam hal ini aku engga bisa melakukan apapun kecuali menyimpannya darimu..

Akhwat nge-blog? Hmm.. bahasan ini pernah didiskusikan panjang di milis IMB. Dan sampe sekarang pun masih ada beberapa orang sahabatku yang belum sepakat dengan hal ini. Sama engga setujunya beliau untuk akhwat yang menaruh foto di f'ster. Untuk alasan yang cukup bisa aku terima sih, karena fitnah itu harus kita minimalisir sejak awal. Kalo ibaratnya fitnah itu adalah pintu yang terbuka, maka kalo bisa kunci pintu itu kita simpan baik-baik, jangan biarkan ada yang mengintip dari lubang kuncinya, apalagi sampai kita sendiri yang memberikan kunci itu kepadanya. Astaghfirullah.. Akhi, Ukhti, tolong ingatkan jika ada postingan saya yang bisa menimbulkan fitnah itu ya..

Sampai kapan mau nge-blog? Hmm.. pinginnya sih selamanya ^_^. Tapi, wallahua'lam apa yang akan terjadi besok atau lusa. Paling engga, saat ini aku masih menikmati kegiatan blogging ini.. Mungkin aku akan berhenti ketika manfaat itu tidak kurasakan lagi, atau jika kegiatan ini nantinya justru menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan (I really hope it won't happen..). Bukankah baginda Rasul mengatakan bahwa sebagian dari kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat baginya?

Wallahua'lam..
»»  Baca Selanjutnya...

Thursday, March 17, 2005

Sekelumit Perjalanan

Kita tidak pernah bisa memilih untuk lahir dari rahim siapa, tidak bisa memilih untuk terlahir dalam keluarga seperti apa, tidak bisa memilih untuk mempunyai fisik dan tingkat kecerdasan seperti apa...

Lalu ketika kesadaran itu telah dianugerahkan kepada kita, ingatan masa kecil hanya terpaut pada sepasang raut wajah yang senantiasa ada untuk merangkul. Teriakan yang senantiasa dilontarkan ketika kita mulai melakukan hal yang membahayakan, kemarahan yang ada ketika kita melakukan hal yang dilarang, belaian sayang dan tangis tertahan yang ada ketika kita terbaring sakit.. Ingatan itupun tidak sempurna, hanya berupa puzzle tak lengkap.

Lalu pedal gas seakan tertekan dalam. Masa-masa itu dengan cepat kita lalui. Ingatan sudah sempurna untuk merekam, hanya saja pita rekaman itu tidak pernah cukup panjang untuk memutar setiap detik kembali di hadapan. Menangis, tertawa, menjerit, meminta dan berbagi... Terkadang bersama keluarga terkasih semuanya kita lalui, tidak jarang pula bersama sekumpulan orang yang kita sebut teman, atau sahabat...

Perubahan demi perubahan terus terjadi. Tangga-tangga kehidupan telah membuktikan sebagian dari janji-Nya.. Pena takdir telah menuliskan ketentuan-Nya.. Sebagian dari mereka pergi, sebagian masih ada di sisi hingga hari ini, sebagian berbelok dan menghilang dari hadapan, sebagian yang lain berbalik dan mengambil posisi berseberangan.. Diri ini terpontang-panting oleh cobaan, hati terbolak-balik oleh harapan, jiwa meringis oleh penantian, namun hanya hari ini yang tersisa untuk dilalui..

Roda kehidupan akan terus berputar, fase kehidupan yang lainpun telah menunggu untuk segera dihadapi. Tidak akan bisa kita ingkari bahwa ketentuan Allah pasti terjadi, ketentuan yang tidak pernah bisa kita minta untuk dipercepat, atau ditunda.. Allah.. masihkah cukup nafasku untuk menambah satu hari lagi dari usiaku? Rabb.. masihkah sampai usiaku untuk menyempurnakan apa yang sudah terucap menjadi janji? Masihkah....?


*) Menghitung detik menuju tanggal 18..
»»  Baca Selanjutnya...

SMS

Aku punya kebiasaan yang agak 'menghabiskan uang' dalam rangka bersilaturahim. Pagi ini aku melakukan hal itu lagi. Tiba-tiba saja ada dorongan kuat dari dalam diri ini untuk mencari kabar teman-teman yang sudah lama tidak ketahuan rimbanya. Teman sekolah, adik kelas, teman di organisasi, juga teman-teman yang pernah aku kenal dalam suatu acara (bahkan dah lupa acaranya apa).

Benar-benar 'menghabiskan uang' ^_^. Pagi ini hampir 30ribu pulsa aku lenyap dalam rangka mengirim SMS kepada beberapa teman yang namanya masih tertera dalam phonebook HP. Jangan tanya 'kenapa engga nelpon aja' ya, belum sangguppp... Isinya engga penting banget sih, cuma nanya kabar mereka. Beberapa membalas, beberapa cuek, tidak sedikit juga yang failed (hmm harus di-update lagi nih phonebook). Untuk aku sih, bukan jawaban mereka yang aku tunggu. Hanya ingin menunjukkan bahwa aku masih mengingat mereka, dan siapa tahu suatu saat nanti mereka membutuhkan bantuan, I'm here to help.. jangan ketawa dong ah, aku bukannya mau so' sial, tapi emang yentri ya orangnya begini... (apa sih yen?). Hehehe..

Anyway.. seneng juga bisa mendengar kabar lagi dari mereka. Ada yang ternyata masih mengerjakan TA, ada yang sedang berada di Papua, Kalimantan, Medan, ada yang lagi sakit, ada yang sedang kuliah S2, ada yang mau menikah, ada yang baru melahirkan... Subhanallah... Jadi kangen.. Bagaimanapun, mereka pernah meninggalkan jejak dalam satu fase kehidupanku. Luv ya' all friends.. :x
»»  Baca Selanjutnya...

Thursday, March 10, 2005

t.a.k.u.t

Rasa takut itu hadir
Menyelusup begitu saja ke dalam dada
Tanpa undangan

Padahal, sampai tadi keyakinan itu masih kupegang teguh
Aku bisa, Aku pasti bisa melaluinya!!

Untuk sebab yang sama, aku pernah juga merasa takut
Tapi ternyata sedikit terlalu..
Lalu kenapa sekarang ia datang lagi?

Ya Allah, Yang Maha Membolak-balik hati...
Tetapkanlah hati ini dalam agama-Mu


*) menanti hari esok yang tak pasti
»»  Baca Selanjutnya...

Tuesday, March 08, 2005

My Dear Friend

Nothing lasts forever..
Ketika seorang sahabat memilih untuk berhenti berbagi dan 'sekedar' menjadi seorang teman, bagaimana perasaanmu?

Seperti film, ingatan itu berputar di otakku.
Beliau adalah teman sekelasku di SMP selama 3 tahun. Lalu ketentuan Allah menuliskan kami untuk melanjutkan ke SMA yang sama, dan selama 1 tahun beliau tetap menjadi teman sekelasku. Waktu bergulir.. masa remaja mempertemukan kami dalam wadah persahabatan. Bukan hanya berdua, tapi berdua belas.

Bermain bersama, belajar bersama, tertawa dan menangis bersama. Merenda waktu dan kenangan dalam keceriaan masa SMA..

Sebuah pepatah berkata: piring yang terlalu dekat berdampingan, akan mudah terpecah karena gesekan.
Itu pula yang terjadi di antara kami. Masalah yang kecil, suddenly blew up as if it was THAT important! Mencoba memaafkan, mencoba mengikhlaskan, mencoba menulis di atas pasir agar angin waktu mengikisnya habis.. Tapi mungkin, lubang itu demikian besar, luka itu demikian perih...

Berjuta kata seandainya bermain di otakku. "Seandainya dulu rasa itu kamu katakan, seandainya dulu 'buku kuning' itu tidak pernah tertulis, seandainya saja pertemuan-pertemuan itu dipaksakan untuk kamu hadiri..." Astaghfirullah.. Aku tidak ingin terjebak dalam angan-angan kosong. Yesterday is a history, no way you can change it!!

Bukan sang waktu yang salah ketika persahabatan tak lagi kekal.
Keinginan untuk mempertahankannya tetap ada. SMS-SMS silaturahmi, telepon-telepon sapaan, pertemuan kecil dalam beberapa waktu istimewa.. Tapi jarak itu sudah terbentang demikian lebar, jurang itu sudah tergali demikian dalam, dan kamu pun tidak berani untuk membangun sebuah jembatan demi melaluinya. Padahal kami siap menyambut kembalimu kapan saja kamu membutuhkannya.

Should we bend down to ask for ur forgiveness?
Allah, mungkin kami telah bersikap tidak adil terhadap sahabat kami.
Status 'sahabat' demikian bangga kami sandang, tanpa menjalani konsekuensi di baliknya.
Astaghfirullah.. ampuni kami ya Rabb..

Kemanusiaanku mengakui bahwa langkah yang beliau ambil adalah wajar, tapi keegoisanku seakan ingin menangis dan berteriak menahan kepergiannya...

--
For my dear friend.. Sebelas takkan pernah sama artinya dengan Dua Belas..
»»  Baca Selanjutnya...

Thursday, March 03, 2005

"Do'ain ya..."

"Teh, aku mo ujian nih.."
"Yen, aku bentar lagi sidang.."
"Ukh, insyaAllah bulan depan ana akan walimah.."
"Yen, besok aku ada interview.."
"Kontrak aku habis bulan ini.."
"Gw udah engga betah kerja disini.."
"Kata dokter sih.."
"Iya nih Mba, lagi ngerjain TA.."
"Acaranya insyaAllah akhir minggu ini, SDMnya masih kurang nih.."
"Abi ane mau dioperasi minggu ini.."
"Besok gw harus presentasi di depan Manajemen!"
"Hiks, belum ada tanda-tanda baby-nya nih.."
"Ya.. nikah sih mau, tapi ama siapa?"
"Masa' sih ane yang jadi mas'ul?"
"Kepindahan ini memang keputusan besar Ukh.."
...............................................

Semoga Allah memudahkan segala urusan kalian, memberikan yang terbaik menurut-Nya, melimpahkan selalu rahmat dan karunia-Nya, membukakan pintu maghfirah-Nya, mencatat setiap langkah kita sebagai satu bentuk ibadah kepada-Nya.. Aamiin.

--
Menghisab diri untuk semua janji 'doa' yang pernah terucapkan. Untuk semua yang merasa pernah aku janjikan untuk dido'akan, tolong ingatkan jika janji itu belum aku penuhi..
»»  Baca Selanjutnya...

Tuesday, March 01, 2005

Mungkin Karena Aku bukan Kamu

Aku coba selami jalan pikiranmu
Kenapa kamu mengambil keputusan itu,
Kenapa kamu memilih jalan itu,
Kenapa keraguan menyelimutimu,
Untuk sesuatu yang sangat jelas aku yakini.
Tapi aku tidak mengerti,
Mungkin karena aku bukan kamu.

Aku coba memikirkan alasan untuk semua tingkah lakumu
Kenapa tawa itu kamu akhiri,
Kenapa tangis itu yang kamu pilih,
Kenapa sulit bagimu untuk keluar dari kecewa,
Yang menurutku tidak pada tempatnya.
Tapi lagi-lagi aku tidak mengerti,
Mungkin karena aku bukan kamu.

Kita memang berbeda
Apa yang kuanggap kecil, ternyata besar menurutmu.
Apa yang kuanggap remeh, ternyata hal yang sangat penting bagimu.
Hal yang menurutku prioritas, ternyata tidak mendapat porsi pemikiran sedikitpun di otakmu.
Hal yang kupikirkan secara serius, ternyata hanya kamu anggap sebagai lelucon.
Aku tidak mengerti,
Mungkin karena aku memang bukan kamu.
Ah, sahabat.. sepertinya aku harus lebih banyak lagi belajar memahamimu..

--
Pyuh.. sulit sekali mencoba untuk empati. Astaghfirullah..
»»  Baca Selanjutnya...